Jumat, 08 Oktober 2010

memupuk jiwa keteladanan

28-5-2010

MEMUPUK JIWA KETELADANAN

Tidak ada satu makhluk pun yang sudah lahir sudah menjadi ilmuan, tokoh, kiai, cendikiawan, politikus atau orang-orang besar lainnya. Semua berangkat dari ketidak pengertian. Lahir dalam keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengerti apa-apa. Allah SWT telah menegaskan hal tersebut dalam firman-Nya dalam surah An Nahl ayat 78

“ dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Dan dia member kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur ( Q.S An-Nahl ayat 78)

Dengan pendengaran, penglihatan dan hati itulah kemudian manusia belajar menjadi bisa. Ia belajar mengingat apa-apa yang ia dengar dengan pendengarnya. Ia belajar menhenali apa-apa yang ia lihat dengan penglihatannya. Dan ia berusaha memahami apa yang ia rasakan dengan hatinya.

Dari sana lantas sebuah proses meniru dan mengikuti selalu terjadi pada diri anak-anak manusia. Bintang pun belajar dari induk mereka dengan cara melihat, lantas menirukan. Pendek kata seluruh makhluk hidup di dunia selalu belajar dengan cara meniru, selain melalui inisiatif yang diilhamkan Allah SWT kepada diri mereka masing-masing karenanya, dalam hal berbahasa misalnya, anak-anak yang lahir secara normal tidak pernah memerlukan kursus khusus untuk memahami bahasa ibu kandungnya. Ia cukup mendengar dan menirukan. Kenyataan-kenyataan di atas menjelaskan dengan sangat tegas akan pentinya keteladanan dalam hidup. Karena setiap orang punya tabiat meniru. Maka pihak yang dimungkinkan akan ditiru semestinya selalu tampil sebagai teladan yang baik. Agar mereka yang meniru mendapatkan contoh yang baik untuk ditiru

Kaum muslimin siding jum`at yang berbahagia

Teman yang baik menurut Rasullullah seperti penjual minyak wangi. Kita bisa membeli minyak wangi itu, atau ia member kita secara cuma-cuma atau setidaknua kita bisa mencium bau wanginya

Namun ketika Rasullullah menganjurkan seorang muslim memilih teman yang baik, tentu itu juga harus dipahami sebagai perintah agar seorang muslim juga menjadi teman yang baik. Bila tidak kemana orang-orang Muslim akan mencari teman yang baik? Kemana mencari para penjual minyak wangi? Bahkan keteladanan adalah juga tanggung jawab bagi kesinambungan generasi demi generasi. Itulah yang kita maknai dari penjelasan Rasullullah

Mengapa setiap bayi tergantung orang tuanya. Orang tuanyalah yang akan menjadikan bayi itu Yahudi atau Nasrani atau Majusi. Karena bayi itu lahir dalam keadaan fitrah. Ia akan meniru dan belajar apa-apa yang ditanamkan kedua orang tuanya

Kaum muslimin sidang jum`at yang berbahagia

Keteladanan adalah guru yang mengajarkan banyak hal tanpa banyak bicara. Itu jauh lebih memberi arti dan pengaruh ketimbang berjuta-juga kata-kata. Karena bahasa prilaku lebih tajam ari bahasa lisan. Segalanya lebih lebih berkesan dari kata-kata. Dengan contoh yang nyata orang akan bisa dengan mudah mengikuti dan meniru secara benar

Kaum muslimin yang berbahagia

Banyak cara untuk bisa menjadi teladan. Tetapi menjadi teladan tiding sama dengan ingin menjadi segala-galanya. Menjadi teladan, artinya seseorang berusaha untuk memberikan contoh yang baik. Dengan tetap menjaga kehormatan diri tampa menyombongkan dan merendahkan diri tampa harus menghinakan

Jumat, 02 Juli 2010

nilai-nilai pendidikan dalam surah luqman ( sebuah kajian filosofis berdasarkan Qs Luqman ayat 13-19

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM
SURAH LUQMAN

“( Sebuah Kajian Filosofis Berdasarkan Q.S Luqman Ayat 13-19 )”


SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu ( S 1 )
Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
Pada Fakultas Tarbiyah
Program Ekstensi







OLEH :
MUHAMMAD ABDUH
NIM : TP 071250



MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2010 M


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH


PENGESAHAN

Skripsi atas nama Muhammad Abduh NIM TP 071250 jurusan PAI Ekstensi telah dimunaqasyahkan oleh Sidang Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada hari Jum`at tanggal 19 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu ( S1) dalam ilmu Pendidikan Agama Islam

Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah

Drs. Marzuki Arsyad Ash. MA
NIP 19550212 198003 1 003


Jambi, 19 Maret 2010
Fakultas Tarbiyah

Sekretaris Sidang Ketua Sidang

Drs. Johanis Drs. Ali Musa Lubis, M.Ag
NIP 19630609 199203 1 003 NIP 09670510 199302 1 001

Penguji I Pembimbing I

Minnah El Widdah, S.Ag. M.Ag Drs. Habibuddin Ritonga, MA
NIP 19700907 199703 2 003 NIP 19590612 198703 1 003

Penguji II Pembimbing I

Kartubi, M. Fil Yusraini, M.Pd.I
NIP 19750701 200003 1 007 NIP 19711007 199703 2 002

MOTTO

øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã ÇÊÌÈ $uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒy‰Ï9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çm•Bé& $•Z÷dur 4’n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur ’Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& ö�à6ô©$# ’Í<>$tRr& ¥’n<Î) 4 ¢OèO ¥’n<Î) öNä3ãèÅ_ö�tB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ ¢Óo_ç6»tƒ !$pk¨XÎ) bÎ) à7s? tA$s)÷WÏB 7p¬6ym ô`ÏiB 5AyŠö�yz `ä3tFsù ’Îû >ot�÷‚|¹ ÷rr& ’Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÷rr& ’Îû ÇÚö‘F{$# ÏNù'tƒ $pkÍ5 ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ì#‹ÏÜs9 ׎�Î7yz ÇÊÏÈ ¢Óo_ç6»tƒ ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# ö�ãBù&ur Å$rã�÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã Ì�s3ZßJø9$# ÷ŽÉ9ô¹$#ur 4’n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( ¨bÎ) y7Ï9ºsŒ ô`ÏB ÇP÷“tã Í‘qãBW{$# ÇÊÐÈ Ÿwur ö�Ïiè|Áè? š‚£‰s{ Ĩ$¨Z=Ï9 Ÿwur Ä•ôJs? ’Îû ÇÚö‘F{$# $•mt�tB ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw �=Ïtä† ¨@ä. 5A$tFøƒèC 9‘qã‚sù ÇÊÑÈ ô‰ÅÁø%$#ur ’Îû š�Í‹ô±tB ôÙàÒøî$#ur `ÏB y7Ï?öq|¹ 4 ¨bÎ) t�s3Rr& ÏNºuqô¹F{$# ßNöq|Ás9 ÎŽ�ÏJptø:$# ÇÊÒÈ ﴿ ﻠﻘﻤﺎﻦ : ١٣- ١٩ ﴾

Artinya : Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Q.S. Luqman 13-19)













PERSEMBAHAN

Sebait perjuangan.....
Kupersembahkan ke hadapan yang mulia
H. M. Aras, S.Pd.I dan Hj Bungatang, selaku orangtuaku yang tersayang dan tercinta
Dan tak lupa pula kuucapkan terima kasih
Kepada Ananda yang telah memberi bantuan
Dalam menyelesaikan skripsi ini
Semoga ilmu yang kuperoleh bermanfaat
Bagi diriku, Agama, Nusa, dan Bangsa.
























KATA PENGANTAR


ﺍﻠﺤﻤﺪ ﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﻮﺒﮫ ﻨﺳﺘﻌﻳﻥ ﻋﺎﻰ ﺍﻤﻮﺮ ﺍﻠﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻠﺪﻴﻦ ﻮﺍﻠﺼﻼﺓ ﻮﺍﻠﺳﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﺷﺮﻑ ﺍﻠﻤﺮﺳﻠﻳﻥ ﻭﻋﺎﻲ ﺍﻠﻪ ﻭﺻﺣﺒﻪ ﺍﺠﻤﻌﻴﻥ ﺍﻣﺎ ﺒﻌﺪ

Segala puji syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah Subahana Wa Taala yang selalu memberikan limpahan rahmat dan nikmat-Nya kepada seluruh makhluk. Salawat berserta salam juga penulis doakan ke hadirat Allah Subahana Wa Taala semoga disampaikan kepada nabi Besar Muhammad SAW yang telah berhasil mengubah akhlak manusia kepada kehidupan yang dituntun oleh Al Quran dan sunah.

Kemudian dari itu merupakan suatu keharusan bagi semua mahasiswa, khususnya fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang telah sampai pada tahap penyelesaian studinya pada program Sarjana Strata satu ( S- 1) untuk menyusun sebuah karya ilmiah atau sekaligus sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Sehubungan dengan hal itu, maka penulis telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAH LUQMAN” “( Sebuah Kajian Filosofis Berdasarkan Q.S Luqman Ayat 13-19 )

Dalam penyelesaian skripsi ini, sangat banyak bantuan dan bimbingan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak :
1. Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd. selaku Rektor IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Pembantu Rektor I.
3. Drs. M. Taher Rahman, M. Fil selaku Pembantu Rektor II.
4. Dra. Hj. Rizki Takriyanti, M. Psi. selaku Pembantu Rektor III.
5. Drs. Marzuki Arsyad Ash, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.
6. Drs. H. Kasful Anwar. M.Ag. selaku Pembantu Dekan I.
7. Drs. Kasful Anwar. Us M.Pd selaku Pembantu Dekan II.
8. Drs. Ali Usmar Nasution. M.Pd selaku Pembantu Dekan III.
9. Drs. Nasrun AR, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan PAI Ekstensi, Dra.Umil Mukhsinin. M.Pd. dan stafnya
10. Drs. Habibuddin Ritonga, MA sebagai Pembimbing Skripsi I, dan Ibu Yusraini, M.Pd.I sebagai Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia mengorbankan waktu dan pikiran dalam penyusunan skripsi ini.
11. Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta karyawan dalam lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan yang bermanfaat.
12. Bapak Pimpinan beserta staf Perpustakaan IAIN STS Jambi beserta Perpustakaan Nasional Jambi yang telah memberikan pelayanan kepada penulis dalam mengumpulkan berbagai bahan bacaan dalam penyusunan skripsi ini.
13. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah ikut berpartisifasi dalam memberikan bantuan, dorongan, motivasi, pemasukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan walaupun penulis berusaha semaksimal mungkin, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah SWT penulis bermohon dan menyerahkan semua urusan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin…

Wabillahi Taufik wal hidayah…..

Jambi,
Penulis

Muhammad Abduh,
TP 071250










DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Nota dinas ii
Pengesahan iii
Motto iv
Persembahan vi
Kata Pengantar vii
Daftar Isi x
.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 7
C. Batasan Masalah 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 7
E. Tinjauan Pustaka 8
F. Penegasan Istilah 12

BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian 18
B. Teknik Pengumpulan Data 20
C. Analisa Data 21
D. Jadwal Penelitian 22

BAB III NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAH LUQMAN
A. Kedudukan Surah Luqman Ayat 1 - 34 Dalam Al Quran 23
B. Konsep Pendidikan Dalam Islam Menurut Surah Luqman 25
1. Pendidikan Aqidah 26
2. Pendidikan Berbakti ( Ubudiyah ) 31
3. Pendidikan Kemasyarakatan ( Sosial ) 36
4. Pendidikan Mental 40
5. Pendidikan Akhlak 42

C. Dimensi Pendidikan Mendidik Anak Menurut Surah Luqman ayat 13 -19
1. Pendidikan Aqidah 46
2. Pendidikan Berbakti ( Ubudiyah ) 48
3. Pendidikan Kemasyarakatan ( Sosial ) 49
4. Pendidikan Mental 51
5. Pendidikan Akhlak 52

BAB IV RELEVANSINYA PADA MASA SEKARANG
A. Relevansi Pendidikan Dalam Surah Luqman Pada Masa Sekarang 54
1. Pendidikan Aqidah 56
2. Pendidikan Berbakti ( Ubudiyah ) 58
3. Pendidikan Kemasyarakatan ( Sosial ) 63
4. Pendidikan Mental 68
5. Pendidikan Akhlak 69

BAB V PENUTUP
B. Kesimpulan 72
C. Saran 72
D. Kata Penutup 73

BAB VI DAFTAR PUSTAKA. 72














BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Al Quran sebagai pedoman hidup umat Islam, memuat semua segi kehidupan. Begitu banyak hal tercakup dalam ayat-ayatnya, baik yang tersurah maupun tersirat. Dan sebagai sumber yang pertama dan utama dalam pengambilan rujukan yang memuat peraturan hidup bagi setiap orang yang beriman, termasuk di dalamnya masalah pendidikan. Kemudian akan diikuti oleh Sunnah sebagai sumber yang kedua berfungsi sebagai penjelas Al Quran.

Sifat pendidikan Al Quran adalah bersifat ” rabbaniy ” berdasarkan ayat dalam wahyu pertama, yang merupakan salah satu faktor fundamental dalam kehidupan manusia, telah menjadi salah satu bidang yang tercakup dalam kandungan ayat-ayat suci Al Quran. Secara garis besar banyak ayat-ayat Al Quran yang memuat tuntunan bagi umat manusia dalam usahanya untuk melahirkan generasi penerus yang lebih baik.

Ada tiga alasan penyebab awal manusia memerlukan pendidikan, yaitu pertama : dalam tatanan kehidupan bermasyarakat ada upaya pewarisan nilai kebudayaan antara generasi tua kepada generasi muda dengan tujuan agar nilai hidup bermasyarakat tetap berlanjut dan terpelihara. Kedua : dalam kehidupan manusia sebagai individu, memiliki kecenderungan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya seoptimal mungkin. Ketiga : konvergensi dari kedua tuntunan di atas yang pengaplikasiannya adalah lewat pendidikan.

Islam merupakan pedoman hidup bagi umat manusia, terutama karena Islam merupakan ilmu Allah SWT. Dan sebagai agama yang menempatkan pendidikan dalam posisi yang sangat vital, bukannya suatu yang kebetulan, jika lima ayat yang pertama yang diwahyukan Allah SWT kepada nabi Muhammad saw dalam surah Al Alaq kemudian dengan membaca ( iqra) yang secara tidak langsung mengandung makna dan implikasi pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia menjadi seorang mukmin , muslim , muhsin dan muttaqin. melalui proses tahap demi tahap. Karena pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap negara, pemerintah secara umum dan sekolah pada khusus, terlebih lagi pendidikan agama.
Karena dari orangtualah anak-anak mula-mula menerima pendidikan. Dan dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pendidikan yang ditekankan tidak lain adalah pendidikan dengan konsep Islami yang menjadikan masalah penghambaan kepada Allah SWT dan ketaatan kepada-Nya menjadi poros segala kehidupan. Perlu dicatat juga bahwa pendidikan jasmani anak termasuk ke dalam bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan jiwa, mental, dan kepribadian.
Tugas orang tua dalam mendidik anak sejak kecil adalah mengenalkan anak akan siapa Tuhannya, siapa yang mencipta dan mengurusi alam semesta ini, mengerti siapa nabinya, dan mengerti apa agamanya, sehingga anak mengerti dan paham akan tugas hidup di dunia ini, yaitu beribadah kepada Allah SWT semata dengan cara mengikuti sunnah Rasul-Nya.
Anak dalam perspektif Islam sering diibaratkan dengan amanat, amanat dapat menjadi cobaan ( fitnah ) bagi kedua orang tua. Menurut ajaran Islam anak itu adalah amanah Tuhan kepada ibu dan bapak. Setiap amanah haruslah dijaga dan dipelihara dan setiap pemeliharaan mengandung unsur kewajiban dan tanggung jawab. Sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran firman Allah SWT.
        .... ﴿ ﺍﻟﺘﺤﺭﻴﻢ :٦﴾
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…. ( Q.S Tahrim 6 )

Ayat tersebut bertujuan supaya seorang muslim mendidik dirinya dan keluarganya, menyuruh mereka berbuat baik, melarang mengerjakan keburukan, serta ia bersama-sama mereka mengerjakan perintah Allah SWT, membantu mereka dalam urusan ketakwaan kepada Allah SWT.
Hal ini dipertegas dalam salah satu hadits yang secara langsung tentang pertanggung jawaban tentang amanah, Rasulullah SAW telah menyatakan.


Artinya : Bahwasanya Abdullah bin Umar dia berkata : saya mendengar Nabi SAW berkata: setiap kamu adalah (pengembala ) pemimpin dan setiap kamu ditanya tentang gembalamu (kepemimpinanmu ) ( HR Bukhari)

Adapun hakikat dan fungsi amanah tentang pemeliharaan anak-anak yang bersangkutan dalam hal ini ibu dan bapak, baik itu dilihat dari sudut biologis dan sosiologi. Setiap ibu dan bapak terbawa oleh pertalian darah dan turunan (biologis ) dipertautkan oleh satu ikatan ( unsur) yang paling erat dengan anaknya, yang tidak terdapat hubungan-hubungan yang lain. Hubungan itu disebut naluri ( insting ).
Dilihat dari sudut sosiologi, ibu-bapaknya berusaha anaknya menjadi orang yang baik dalam bermasyarakat, yang memberi manfaat untuk dirinya sendiri dan mendapatkan manfaat kepada umat manusia. Orang tua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.
Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik. Ketika anak dilahirkan, orang tua juga diharuskan memperkenalkan kepada anaknya tentang makna keimanan. Tugas dan tanggung jawab orang tua tidak saja terbatas pada perkembangan fisik, tetapi yang jauh lebih penting adalah membentuk watak dan karakter anak.
Dengan demikian jelas, bahwa Islam menyuruh manusia melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, berdasarkan pandangan bahwa anak sebagai makhluk yang sedang tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan, memiliki kemampuan dasar yang dinamis dan responsif terhadap pengaruh dari luar dirinya, sehingga dalam proses pendidikan tidak perlu terjadi sikap otoriter, karena perbuatan demikian berlawanan dengan fitrah Allah SWT, yaitu kemampuan dasar manusia yang bisa berkembang sejalan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian, pendidikan Islam menempatkan anak didik tidak saja menjadi objek pendidikan, melainkan juga memandangnya sebagai subjek pendidikan.
Alasan kesibukan, keterbatasan waktu dan kemampuan orang tua terkadang menjadi faktor mendasar untuk memasukkan anak pada lembaga pendidikan. Ditambah kurangnya pengetahuan tentang perkembangan anak dan sumber belajar di rumah yang tidak memadai.
Berdasarkan kutipan yang telah dipaparkan penulis di sini, dan penulis dapat menyebutkan beberapa gejala Masih terlihat orang tua yang belum memberikan nasihat kepada anak dalam hal pendidikan Islam, sesuai dengan surah Luqman ayat 13-19. Masih terlihat orang tua yang belum mengimplementasikan isi kandungan ajaran / pesan dalam Ayat Surah Luqman, khusunya ayat 13-19.
Dari uraian di atas serta melihat masalah yang dihadapi mengenai kurangnya rasa tanggung jawab orang tua mengenai pendidikan Islam kepada anak Maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk penelitian ilmiah studi pustaka (library Research ) dalam bentuk skripsi yang berjudul “ NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAH LUQMAN ” “(Sebuah Kajian Filosofis Berdasarkan Q.S Luqman Ayat 13-19 )”
B. Perumusan Masalah
1. Apa Kedudukan Surah Luqman Ayat 1- 34 dalam Al Quran.
2. Apa Konsep Pendidikan Dalam Islam Menurut Surah Luqman
3. Apa Dimensi Konsep Pendidikan Mendidik Anak Menurut Surah Luqman ayat 13 -19
C. Batasan Masalah
Karena luasnya pembahasan surah Luqman jika ditinjau dari aspek nilai–nilai pendidikannya. Agar tidak terjadi pembahasan yang meluas dalam bahasan skripsi ini, penulis membatasi apa saja nilai-nilai pendidikan dalam surah Luqman ayat 13-19.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian?
a. Untuk mengetaui apa Kedudukan Surah Luqman Ayat 1 –34 Dalam Al Quran
b. Untuk mengetahui apa konsep pendidikan dalam Islam menurut Surah Luqman
c. Untuk mengetahui apa dimensi konsep pendidikan mendidik anak menurut Surah Luqman ayat 13 -19
2. Kegunaan Penelitian
a. Untuk melatih daya nalar dan pengembangan wawasan penulis tentang penulisan ilmiah .
b. Salah satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas dalam melengkapi syarat menyelesaikan studi akhir pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN ) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
c. Sumbangan pemikiran tentang nilai-nilai pendidikan dalam surah Luqman ayat 13-19
E. Tinjauan Pustaka
Kajian pendidikan dalam Islam ini sebenarnya sudah banyak tertuang dalam berbagai buku pendidikan dan dalam kitab tafsir. Hanya saja keberadaannya masih terpisah dengan pembahasan masalah - masalah lainnya.

Tafsir Muqatil Ibn Sulaiman yang menguraikan surah Luqman ayat 13-19.
                     •                                •               •                    •                  •         ••  •   •  •    •           •      ﴿ ﻠﻘﻤﺎﻦ : ١٣- ١٩ ﴾

Artinya : Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termsuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Q.S. Luqman 13-19)

Menyebutkan bentuk pengajaran Luqman kepada anaknya, profil Luqman. Ensiklopedi Aqidah Islam oleh Prof. Dr H. Syahrin Harahap. MA dan Dr Hasan Bakti Nasution menyebutkan kandungannya yang meliputi tidak menyekutukan Allah SWT. Kewajiban anak untuk berbakti kepada orang tuanya, perlunya kesadaran seseorang akan pengawasan Allah SWT pada dirinya, agar anaknya melakukan salat, menegakkan amar ma`ruf nahi mungkar, sabar dalam menghadapi cobaan, larangan anak berlaku sombong dan agar anaknya memiliki sikap kesederhanaan.
Tafsir Al Quran Majid oleh Hasbi Ash Shiddieqi jilid 4 dalam surah Luqman dijelaskan bahwa Allah SWT menjelaskan materi pelajaran yang diberikan kepada anak, dan dalam celah pengajaran itu, Allah SWT menjelaskan beberapa perintah yang bersifat umum yang harus dilakukan oleh anak dalam berbakti kepada dan kewajiban mereka dalam memelihara hak-hak Allah SWT.
Seri Tafsir untuk Anak Muda Surah Luqman oleh Mohsen Qaraati menguraikan Surah Luqman dari ayat 13 sampai 19 menyebutkan pesan-pesan Luqman kepada anaknya. Tafsir Al Mishbah Vol 11 menguraikan surah Luqman menguraikan tentang Luqman, hikmahnya, profilnya, wasiat-wasiatnya kepada anaknya, nasihat yang berkaitan dengan amal shaleh yang puncaknya adalah shalat serta amal-amal kebajikan.
Abdullah Al Ghamidi dalam bukunya Namanya Luqman, (Menguak Jati Dirinya, Capaian Hikmahnya, Dan Kemukjizatan Wasiatnya Yang Mengantar Kepada Makam Pendidikan Insan Kamil ) menyebutkan Luqman dan hikmah, dan Hadits hadits tentang Luqman, 10 Wasiat Luqman yang meliputi Larangan Syirik, Berbakti Kepada Orang Tua, Pengawasan Allah SWT, Menegakkan Shalat, Amar Ma`ruf Nahi Mungkar, Shabar Atas segala yang menimpa, Tidak Sombong, Menyederhanakan Berjalan dan Melunakkan Suara
Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tinjauan pustaka di atas, maka penelitian ini secara khusus akan mengkaji tentang Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Surah Luqman ayat 13-19 karena menurut penulis belum ada seseorang yang membahas masalah seperti ini, walaupun ada yang membahas tentang hal dalam tulisan mereka, tetapi tidak secara spesifik dan mendalam mengupas dalam konteks nilai-nilai pendidikannya.
Penulis juga akan membahas nilai-nilai pendidikan dalam surah Luqman yang akan disangkut pautkan dengan implementasi pada keadaan sekarang (modern), baik dalam konteks sosial dan budaya, apakah nilai-nilai pendidikan dalam surah Luqman tersebut ada pengaruh atau malahan bisa menjadi agent the change bagi pengubahan tingkah laku, sikap dalam masyarakat itu. Dengan demikian ada bekas bagi pengubahan diri sendiri juga bermanfaat buat tata kebudayaan masyarakat yang lebih indah dan harmonis, dengan menitik beratkan pada jawaban dalam rumusan masalah yang disebutkan di atas.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan salah penafsiran mengenai judul penelitian ini, maka penulis merasa perlu menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul tersebut.
1. Nilai-Nilai
Dalam KBBI disebutkan nilai dengan sifat ( hal-hal ) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer oleh Peter Salim, dkk menyebutkan nilai-nilai dengan hal-hal atau sifat-sifat yang bermanfaat atau penting untuk kemanusiaan. Nilai-nilai : sifat-sifat penting yang berguna bagi manusia.

Kamus Bahasa Indonesia Modern oleh Desi Anwar menyebutkan arti nilai dengan harga dalam tafsiran : harga sesuatu ; angka kedalaman : kadar mutu : banyak sedikitnya isi. Nilai artinya sifat yang berguna bagi kemanusiaan yang dapat membantu dalam proses transformasi dan internalisasi, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak guna mencapai keseimbangan dan kesempurnaan hidup.
2. Pendidikan
a. Pendidikan Secara Umum
Terdapat beberapa pandangan mengenai pengertian pendidikan seperti yang lazim digunakan dalam praktik pendidikan. Dalam hubungan ini dijumpai berbagai rumusan yang berbeda-beda. Secara umum pendidikan berarti: “…Suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memiliki tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.” Pengertian pendidikan yang agak lebih rinci lagi cakupannya sebagaimana dikemukakan oleh Soeganda Poerbacara:
“ Dalam arti umum pendidikan mencakup segala usaha dan perbuatan dari gagasan untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulannya bersama sebaik-baiknya.”
Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “ memberi makan” ( apvoeding ) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan “ Menumbuhkan kemampuan dasar manusia. Bila manusia ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam. Sementara dalam Kamus Inggris Indonesia John. M. Echols dan Hasan Shadily, pendidikan dari asal kata educatere yang bermakna mendidik seseorang guna memikul tanggung jawab.
b. Pendidikan Menurut Islam
Bila kata pendidikan semakna dengan kata tarbiyah. Maka kata tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendidikan, sedangkan orang yang mendidik dinamakan murrabi. Untuk menunjukkan istilah pendidikan, manusia mempergunakan term istilah tertentu. Dalam bahasa Arab pengertian kata pendidikan, sering digunakan pada beberapa istilah, antara lain, al-talim, tarbiyah dan ta`dib.

Idris Marbawi menyebutkan kata pendidikan (Tarbiyah) dengan arti pemeliharaan, asuhan didikan. Mahmud Yunus disebutkan kata Rabba dengan arti mengasuh, memimpin.

Bila pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral, dan fisik yang biasa menghasilkan manusia berbudaya tinggi maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas ( kepribadian ) serta menanamkan rasa tanggung jawab. Usaha pendidikan bagi manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberikan vitamin bagi pertumbuhan manusia.

Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan proses, perbuatan, cara mendidik. Pendidikan dalam Islam sesuatu yang khusus hanya untuk manusia demikianlah menurut Syeh Muhammad Al Nauquib Al-Alattas.
Sementara itu, Musthafa Al Maraghi dalam Samsul Nizar membagi aktivitas al-tarbiyah pada dua dimensi yaitu : pertama, dimensi pengembangan al-tarbiyah khalqiyah, yaitu upaya pengarahan daya penciptaan, pembinaan, dan pengembangan aspek jasmaniah peserta didik agar dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan kejiwaannya (rohani). Kedua, pengembangan dimensi al Tarbiyah diniyah tahzibiyah yaitu pembinaan jiwa peserta didik agar mampu berkembang ke arah kesempurnaan (insan kamil ) berdasarkan nilai-nilai ilahiah.
Dari berbagai pengertian pendidikan oleh para ahli yang penulis kemukakan dapat penulis ambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan proses, perbuatan, cara mendidik.
3. SURAH LUQMAN
a. Al Quran Surah Luqman
Para ulama sepakat mengatakan bahwa perkataan Al Quran berasal dari bahasa Arab, namun mereka tidak sepakat mengenai bagaimana cara membaca dan menulisnya. Mengenai penulisannya Imam Syafi`i berpendapat bahwa Al Quran harus ditulis memakai alif lam ( al ), sebab Al Quran itu diturunkan khusus untuk Nabi Muhammad SAW.

Al Quran menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr Subhi Al Salih berarti ” bacaan” asal kata qara`a. Kata Al Quran itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ ( dibaca ). Kemudian dipakai kata ” Quran ” itu untuk Al Quran yang dikenal sekarang ini

Dengan kata lain Al Quran ialah ” Kalam Allah SWT yang merupakan mujizat yang diturunkan ( diwahyukan ) kepada Nabi Muhammad SAW dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.”
Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. Al Quran sebagai wahyu dan firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selalu menjadi pusat sorotan karena daya pikatnya yang luar biasa.

Keluarbiasaan Alquran itu terletak pada aspek-aspeknya antara lain bahasa dan gaya bahasanya, substansinya, keterjaminannya dari percampuran dengan bahasa manusia, jangkauannya yang tiada terbatas, dan multifungsinya bagi umat manusia.

b. Surah Luqman
Surah Luqman (Arab : ” ﻠﻘﻤﺎﻦ" Luqman ") adalah surah ke-31 dalam al Qur'an. Surah ini terdiri dari atas 34 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah As-Saffat.

Isinya banyak menekankan pada masalah-masalah akidah dan dasar keimanan, seperti keesaan, kenabian, hari kebangkitan dan tempat kembali serta perintah untuk berdakwa dengan kata-kata yang bijak.

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
1. Sumber Data.
Adapun data-data yang disiapkan dalam penelitian skripsi ini adalah yang bersumber dari literatur yaitu dengan mengadakan riset pustaka ( Library Research ). Bertujuan untuk mengumpulkan data informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan. Di mana penelitian pustaka adalah suatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan.

2. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer dalam skripsi ini adalah kitab-kitab di bawah ini. Di mana makna data primer adalah data yang diambil langsung peneliti kepada sumber aslinya, tanpa adanya perantara.
1) Anonim.( 1990 ). Al Quran dan Tarjamah. Jakarta : Departemen Agama RI.

2) Sayyid Quthb. ( 2005 ). Tafsir Fi Zhilalil Quran ( di bawah naungan Al Quran) jilid 9 ( Penerjemah. As`ad Yasin dkk ). Jakarta : Gema Insani.
3) Hasbi Ash Shiddiqy, ( 1964 ). Al Quranul Majid Annur 4, Semarang, PT Pustaka Riski Putra

4) Mohsen Qaraati. ( 2005 ). Seri Tafsir untuk Anak Muda Surah Luqman, Jakarta : Al Huda

5) Muhammad Quraisy Shihab. ( 2004 ). Tafsir Al Mishbah ( Pesan, Kesan dan Keserasian Al Quran Vol II, Jakarta : Lentera Hati

6) Ahmad Mustafa Al Maraghi. ( 1993). Tafsir Al Maraghi, Semarang : PT Karya Toha Putra Semarang

7) Imam Abi Hasan Muqatil bin Sulaiman. (150 H ). Tafsir Muqatil Bin Sulaiman. Bairut : Darul Kotob Alliyah


b. Data Skunder
Adapun data skunder dalam skripsi ini adalah semua buku-buku penunjang yang masih ada hubungannya dengan persoalan yang dibahas dan dari internet. Di mana data skunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. seperti
1) Abdullah Al Ghamidi. ( 2008 ) Namanya Luqman Al Hakim, (Menguak Jati Dirinya, Capaian Hikmahnya, Dan Kemukjizatan Wasiatnya Yang Mengantar Kepada Makam Pendidikan Insan Kamil ), Yogyakarta : Diva Press

2) Abdullah Nashih Ulwan ( terj, Drs Jamaluddin Miri. Lc ). ( 2002). Pendidikan Anak dalam Islam jilid I , Jakarta : Pustaka Amani

3) Arifuddin Arif. ( 2008 ). Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kultura

4) Samaun Bakry. ( 2005 ). Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy

5) Samsul Nizar ( 2002 ). Dasar Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama

6) Zakiah Daradjat. ( 2004 ). Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara

7) Iskandar. ( 2009 ). Psikologi Pendidikan, Jakarta : Gaung Persada Pres.

8) Ja`far Subhani. ( 2007 ). Wisata Al Quran ( Tafsir - Tafsir Ayat Metafora Al Qur`an ) Al Huda

9) Arifin. ( 2006 ) Ilmu Pendidikan Islam ( Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisiplin, Jakarta: PT Bumi Aksara

10) Muhammad Ali Ash Shubuny ( 2002 ) Cahaya Al Quran, Jakarta: Pustaka Al Kautsar

11) A. Choiran Marzuki. ( 1999 ). Anak Saleh dalam Asuhan Ibu Muslimah, Yogyakarta : Mitra Pustaka
12) Adnan Hasan Shahih Baharits. ( 1996 ). Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki, Jakarta : Gema Insani Press

13) M. Ishom El Saha dkk. ( 2005). Sketsa Al Quran. Jakarta : PT Listafariska Putra,

14) Rusli Amin. ( 2003 ) Rumahku Surgaku ( Sukses Membangun Keluarga Islami ) : Jakarta : Al Mawardi,


B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data, merupakan cara-cara yang dilakukan oleh seseorang peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitiannya. Dan teknik yang penulis dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
1. Menghimpun / mencari literatur yang berkaitan dengan objek penelitian.
2. Setelah literatur terhimpun, dikodifikasikan dan diklasifikasikan berdasarkan kesamaan masalah. Untuk demikian disusun sebagai sistematika berdasarkan kerangka penulisan yang sudah dibuat.
3. Mengutip data / teori atau konsep lengkap dengan sumbernya ( disertai dengan photo copy nama pengarang, judul, tempat, penerbit, tahun dan halaman pengutipan.
4. Mengecek / melakukan konfirmasi atau cross check data / teori dari sumber atau dengan sumber lainnya (validasi dan realiabilisasi ) dalam rangka memperoleh kepercayaan data.

C. Analisis Data
Data dianalisa melalui pendekatan deskripif kualitatif. Penelitian deskriptif, bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.

Sedangkan penelitian kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan ( verstehen). Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.

Adapun penelitian yang penulis gunakan dalam menulis skripsi ini di lakukan dengan menggunakan cara berfikir :

1. Induktif
Maksudnya mengembangkan sebuah ide yang dikemukakan oleh seorang pakar, atau beberapa orang pakar menjadi sebuah pembahasan secara komprehensif, yang didukung oleh teori, konsep dan data dokumentasi yang relevan.

2. Deduktif.
Maksudnya menarik suatu sintesis ( simpul–simpul ) pembahasan dari beragam sumber yang telah dikemukan oleh para pakar atau data- data yang relevan dengan penelitian.

D. Jadwal Penelitian.
NO KEGIATAN BULAN
April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan X x x x X
2 Penunjukan Dosen Pembimbing x x
3 Perbaikan Proposal x x
4 Pengajuan Izin Seminar proposal x
5 Seminar proposal x
6 Perbaikan Seminar Proposal x x
7 Pengumpulan Data x x x x x x x
8 Verifikasi dan Analisis data x x
9 KonsultasiPembimbing x x x x
10 Perbaikan x x
11 Pengandaan Laporan x
Adapun dalam penyusunan skripsi ini, penulis berpedoman pada jadwal di bawah ini. Jadwal ini dapat berubah sewaktu-waktu waktu
BAB I11
NILAI –NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAH LUQMAN

A. Kedudukan Surah Luqman Ayat 1 - 34 Dalam Al Quran

Surah Luqman (Arab: ﻠﻗﻣﺎﻦ" adalah surah ke 31 dalam Al Qur an terdiri dari atas 34 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah As-Saffat. Surah Luqman adalah surah yang turun sebelum Nabi Muhammad SWT berhijrah ke Madinah. Nama Luqmna diabadikan sebagai nama salah satu surah dalam Al Quran. Penamaan surah ini dengan surah Luqman sangat wajar, karena nama dan nasihat beliau sangat menyentuh. Dan memuat nasihat Luqman kepada putranya nasihat itu yang tertuang dalam ayat 13-19.

Penamaan surah Luqman diambil dari kisah tentang Luqman yang diceritakan dalam surah ini tentang bagaimana ia mendidik anaknya. Isinya banyak menekankan pada masalah-masalah akidah dan dasar keimanan, seperti keesaan, kenabian, hari kebangkitan dan tempat kembali serta perintah untuk berdakwa dengan kata-kata yang bijak. Surah Luqman termasuk di dalam kumpulan surah-surah Makkiyyah kecuali ayat 27, 28 dan 29 ayat Madaniyyah. Manakala ayat 34 turun selepas surah al-Saffa.
1. Asbabun Nuzul Surah Luqman
Surah ini diturunkan disebabkan bani Quraish senantiasa menanyakan kepada Rasulullah SAW tentang kisah Luqman bersama anaknya dan tentang berbuat baik kepada kedua ibu bapak. Ayat 13-19 menceritakan secara khusus tentang pendidikan, intisati kandungan ayat tersebut seperti berikut :
a. Ayat 12 menjelaskan tentang peribadi Luqman
b. Ayat 13 menceritakan cara Luqman memberi pendidikan kepada anak-anak tentang bahaya syirik. Beliau berkata : Hai anakku, Janganlah kamu mempersekutukan Allah SWT, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.
c. Ayat 14 memerintahkan setiap orang anak mesti berbuat baik kepada kedua orang tua.
d. Ayat 15 menjelaskan dengan lebih lanjut tentang ketaatan kepada orang tua yang harus dilandaskan oleh ketaatan kepada Allah SWT dan kewajiban mengikuti jalan orang-orang yang senantiasa bertaubat kepada Allah SWT
e. Ayat 16 Luqman mengingatkan kepada anak-anaknya bahwa Allah SWT akan membalas semua perbuatan manusia.
f. Ayat 17 Luqman menyuruh anak-anaknya menegakkan solat, mengerjakan amal ma`ruf nahi mungkar dan bersabar di atas segala musibah yang menimpa diri.
g. Ayat 18 Luqman memperingati anak-anaknya supaya tidak bersikap angkuh dan sombong iaitu memalingkan muka dari manusia karena sombong dan janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh.
h. Ayat 19 bersikap pertengahan atau sederhana dalam segala hal dan berakhlak yang baik seperti sederhana dalam berjalan dan lunakkanlah suara.

B. Apa Konsep Pendidikan Dalam Islam Menurut Surah Luqman
Sebagaimana kita ketahui pendidikan merupakan suatu yang sangat penting bagi manusia. Dan Islam menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang esensial dalam kehidupan umat manusia. Bila melihat dalam Al Quran banyak ide atau gagasan kegiatan atau usaha pendidikan, antara lain dapat dilihat dalam surah Luqman ayat 12-19, Al Alaq ayat 1-5 dan sebagainya. Dalam Al Quran surah Luqman tidak menjelaskan banyak tentang kehidupan Luqman hanya menjelaskan tentang wasiatnya kepada putranya.

Adapun pokok-pokok pendidikan dalam surah Luqman ayat 12-19 , dalam garis besarnya terdiri dari lima aspek yaitu pendidikan Aqidah, pendidikan berbakti ( ubudiyah), pendidikan kemasyarakatan ( sosial ), pendidikan mental dan pendidikan akhlak ( budi pekerti ). Isi nasihat itu adalah pesan-pesan pendidikan yang seharusnya dicontoh oleh setiap orang tua muslim yang memikul tanggung jawab pendidikan terhadap anak. Ini adalah sebagai isyarat dari Allah SWT supaya setiap ibu dan bapak dapat melaksanakan pula terhadap anak-anak mereka sebagaimana yang telah dilakukan oleh Luqman. Dan pada ayat 13 sampai 19 terdapat nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya yang sarat dengan nilai-nilai sebagai konsep pendidikan agama yang harus diterapkan oleh orang tua kepada anak-anaknya.

Sebagaimana Allah SWT telah menjadikan Luqman dan anaknya sebagai contoh proses pendidikan agama dari orang tua kepada anaknya dan contoh tersebut dikemukakan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada segenap umatnya.

1. Pendidikan Aqidah
                ﴿ ﻠﻘﻤﺎﻦ:١٣-١٤﴾

Artinya : Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah SWT, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah SWT) adalah benar-benar kezaliman yang besar".13-14)
a. Pengertian Pendidikan Aqidah
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan, sedangkan pengertian aqidah dalan agama maksudnya berkaitan dengan keyakinan, bukan perbuatan seperti aqidah dengan adanya Allah SWT dan diutusnya para rasul, Pendidikan aqidah terdiri dari pengesaan Allah SWT, tidak menyekutukan-Nya, dan mensyukuri segala nikmat-Nya. Larangan menyekutukan Allah SWT termuat dalam ayat 13 surat Luqman tersebut.

Kewajiban orang tua muslim adalah memelihara akidah mereka, jangan sampai dikotori oleh kepercayaan atau keyakinan yang salah.” Janganlah menyekutuhkan Allah SWT ” Janganlah mengangkat Tuhan selain Allah SWT. Karena syirik adalah menyembah selain Allah SWT, padahal tidak ada sesuatu pun yang boleh disembah selain Allah SWT.

Al Quran mengilustrasikan pendidikan keimanan dalam keluarga itu melalui kisah Luqman ketika mengajari anaknya, Luqman tokoh sufistik yang memproritaskan pendidikan tauhid kepada anaknya. Ajaran tauhid yang dalam surah Luqman adalahﻻﺗﺸﺭﻚ ﺒﺎ ﷲ setelah itu kemudian diikuti dengan pengajaran-pengajaran yang lain seperti akhlak yang dapat dipahami dari firman Allah SWT dalam QS Luqman 18-19.

   ••  •   •  •    •           •     ﴿ﻠﻘﻤﺎﻦ ١٧-١٩ ﴾

Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.( Q.S Luqman; 18-19)

Pendidikan Aqidah ini bertujuan untuk liberasi (membebaskan) manusia dari ketergantungan kepada selain Allah SWT. Setelah itu, baru orang tua dituntut untuk menstransformasikan pendidikan akhlak kepada anak-anaknya. Menurut penjelasan al Qurtubi larangan berbuat syirik ini sekaligus diikuti dengan alasannya, yaitu syirik termasuk dosa yang amat besar.
Larangan ini dikuatkan melalui dua pernyataan, pertama dimulai dengan melarang untuk syirik itu sendiri. Kedua, menjelaskan bahaya syirik termasuk dosa besar. Karena zalim menurut al Maraghi karena menempatkan sesuatu tidak proporsional (yaitu menyetarakan sesuatu dengan Allah SWT )

Bertolak pada uraian di atas, maka jelas akan bahwa permasalahan tauhid yang diprofilkan melalui pesan Luqman kepada anaknya, dan sekaligus memerintahkannya. Pesan mulia orang tua kepada anak ini terjadi karena sikap tulus orang tua yang bijaksana terhadap nasib masa depan anaknya. Inilah pesan secara emosional yang sangat menonjol sehingga perlu dilakukan.

Persoalan jangan menyerikatkan Allah SWT ( Syirik) itu, yang dalam ajaran Islam masuk dalam bidang tauhid, aqidah, adalah merupakan landasan pokok dalam kehidupan manusia. Tidak heran apabila soal itu diletakkan pada nomor satu dalam urutan rangkaian nasihat itu. Syirik adalah penyakit berat dan sangat berbahaya.” Syirik disebut kezhaliman yang besar karena seorang meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, Seseorang tidak pantas melakukan ibadah kepada selain Allah SWT Dia harus menyerahkan dirinya dan semua perbuatannya hanya untuk Allah SWT. Seseorang harus hati-hati dari sifat riya’ dalam amalnya.
Ibnu Rajab berkata :
“riya’ murni hampir tidak terjadi pada seorang mukmin dalam salat dan puasa. Akan tetapi riya’ terkadang terjadi pada shadaqah wajib, haji, dan perbuatan-perbuatan yang tampak. Ikhlas dalam perbuatan perbuatan yang sangat berat. Perbuatan riya’ akan menghancurkan pahala amal dan pelakunya berhak mendapat murka dan siksa Allah SWT .”


Setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia tidak karena Allah SWT semata maka termasuk dari syirik dan akan dikembalikan kepada pelakunya. Seorang mukmin tidak akan berpaling kecuali kepada Allah SWT semata-mata. Orang mukmin tidak boleh mengharap keberkahan dari kuburan, meminyaki makam para wali, dan berdoa pada mereka selain Allah SWT. Orang mukmin tidak boleh menyembelih selain karena Allah SWT. Dia tidak boleh berbuat apapun yang tampak maupun yang tidak, kecuali hanya untuk Allah SWT.

Ikhlas untuk Allah SWT adalah ruh segala ketaatan, kunci agar segala kebaikan diterima di sisi-Nya serta pintu bagi pertolongan dan taufiq Tuhan semesta alam. Sesuai dengan kadar niat, keikhlasan dan kesungguhan terhadap Allah SWT dan dalam mengingatkan berbagai kebaikan, sesuai kadar itu pula pertolongan Allah SWT datang kepada seorang hambanya yang beriman.

Arti ikhlas dalam soal tauhid ialah membersihkan diri dari segala rupa syirik dalam hal menyembah Allah SWT. Tempat ikhlas itu ialah di dalam hati. Maka perkataan berikhlas dalam pembicaraan tauhid adalah ringkas dan pendek, tetapi kandungannya adalah luas dan dalam. Pendidikan keimanan dalam perspektif Islam mestinya menjadi pendidikan prioritas diutamakan dalam keluarga, Kenapa demikian? Pendidikan Islam bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai abid-Nya yang beriman dan bertakwa kepada-Nya. Rukun iman dalam perspektif Islam juga terkait bagaimana manusia mesti menghambakan dirinya kepada Allah SWT. Oleh karena itu, Pendidikan yang utama dalam keluarga adalah bagaimana orang tua memperkenalkan Tuhan, Aqidah Islamiah kepada anaknya.

2. Pendidikan Berbakti ( Ubudiyah )
a. Birrul walidain
     •                                •               •                    •     ﴿ ﻠﻘﻤﺎﻦ : ١٤־١٦ ﴾

Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu - bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. ( Q.S . Luqman : 14-16 )


Salah satu ajaran Islam yang termasuk dalam bidang kebaktian dan akhlak, yang diperintahkan kepada manusia melaksanakannya, ialah berbuat baik dengan ibu dan bapak, birrul walidain, kewajiban itu dirangkaikan dan disenafaskan dengan perintah menyembah Allah SWT dan diletakkan tempatnya pada nomor dua sesudah berbakti (ta’abbudi ) kepada Allah SWT pencipta alam semesta ini. Wasiat bagi anak untuk berbakti kepada kedua orangtuanya muncul berulang-ulang dalam wasiat Rasulullah. Namun, wasiat buat orang tua tentang anaknya sangat sedikit.

Dalam konteks surah Luqman ayat 14, Allah SWT menghendaki agar sang anak berbakti kepada kedua orang tua mereka dan bersifat lemah lembut kepada keduanya, itu pun masih jauh dari cukup bila dibandingkan dengan kepayahan dan kelelahan orang tua dalam mengandung, membesarkan dan mendidik sang anak hingga beranjak dewasa. Apakah kandungan ayat di atas merupakan nasihat Luqman secara langsung atau tidak?. Yang jelas ayat di atas menyatakan : Dan kami wasiatkan, yakni berpesan dengan amat kokoh kepada semua manusia.

Semua manusia yang hidup di dunia ini berhutang budi kepada orang tua. Dan kami perintahkan kepada manusia ( berbuat baik) kepada ke dua orang tua ibu bapak. Oleh karena itu anak berkewajiban menghormati dan menjalin hubungan baik dengan ibu dan bapak.

b. Mendirikan Salat
Firman Allah SWT

﴿ﻠﻘﻤﺎﻦ:١٧ ﴾ ….  

Artinya : Hai anakku dirikan Salat... ( Q. S Luqman : 17 )


1) Makna Salat
Salat secara bahasa adalah ad-dua ( doa ). Secara syar’i salat adalah perkataan dan perbuatan tertentu yang diawali dengan takbir dan diakhiri salam Banyak sisi pendidikan dari ayat di atas, yakni kerjakanlah salat dengan sempurna sesuai dengan cara yang diridhai. Tunaikan sembahyang dengan cara yang bisa mendapatkan ridha Allah SWT. Sembahyang yang diridhai oleh Allah SWT akan mampu mencegah kita melakukan perbuatan keji dan mungkar. Sementara itu dalam Tafsir Muqatil bin Sulaiman mengartikan ayat di atas dengan dimensi bittauhid menurut pemahaman penulis dengan tauhid.

Sesungguhnya, semua syariat langit menetapkan kewajiban shalat sejak awal mula rasul dan nabi. Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap masalah salat dan memerintahkannya agar pemeluknya sungguh-sungguh mendirikannya. Sebaliknya Islam memberikan peringatan keras kepada mereka yang meninggalkan salat.

Ruang lingkup syari’ah meliputi interaksi vertikal seorang hamba dengan Allah SWT yang direalisasikan melalui ibadah, dan interaksi horizontal yang dilakukan dengan sesama manusia (muamalah). Dalam hal ibadah ini Luqman mengajarkan salat kepada anaknya, lalu diperintahkan untuk membiasakan sikap baik terhadap keluarga terdekat.
Dari uraian ini dapat dipahamkan, bahwa setelah seseorang anak mempunyai landasan yang kuat dalam kehidupan, maka Rasulullah mewajibkan kepada orang tua untuk menyuruh anaknya mengerjakan salat apabila anak mereka sudah besar, sebab salat mendekatkan diri (taqarrub ) kepada Tuhan pun dia dapat mencegah orang untuk melakukan sebuah kejahatan.
Hal ini dipertegas dalam hadits, menyatakan
ﻋﻦ ﺴﺒﺭﺓ ﺑﻦ ﻣﻌﺒﺪ ﺍﻠﺠﻬﻨﻲ ﻘﺎﻞ: ﻘﺎﻞ ﻧﺒﻰ ﺹﻢ : ﻤﺮﻭﺍﺍﻟﺼﺒﻰ ﺒﺎﻠﺼﻼﺓ ﺍﺬﺍ ﺒﻠﻎ ﺴﺑﻊ ﺴﻨﻴﻦ ﻮﺍﺫ ﺍﺒﻠﻎ ﻋﺷﺭ ﺳﻧﻴﻦ ﻔﺍﺿﺮﺒﻮﻩ ﻋﻠﻴﻬﺎ
﴿ ﺮﻮﺍﻩ ﺍﺒﻮ ﺪﺍﻭ ﺪ ﺍﻠﺣﺪ ﻳﺚ ׃ ٤٩٤ ﴾
Artinya : Dari Sabrah bin Ma`had Al Juhani RA dia berkata : Berkata nabi Muhammad SAW ” Perintahkanlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat apabila telah berumur 7 tahun, dan apabila telah berumur 10 tahun, maka pukullah dia karena meninggalkannya” ( HR Abu Daud no 494 ).

Mengapa kita dituntut untuk memerintahkan anak yang masih kecil untuk melakukan shalat?. Maksudnya, agar anak itu terbiasa, sehingga ketika kelak sudah baligh, shalat itu menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan.
Usaha untuk membina dan membimbing rumah tangga haruslah ditingkatkan hubungan secara kontinu antara suami dengan istri serta. Umpama selalu makan bersama, salat berjamaah di rumah, saling duduk bersama sambil relex dan minum-minum teh. Di mana banyak kesempatan terbuka untuk memberikan bimbingan dan pengarahan secara tidak berlangsung tapi, kalau antara suami dan istri. Anak dengan istri, suami dengan anak, jarang-jarang bertemu di rumah sebab masing-masing sibuk sendiri-sendiri, maka tidaklah diherankan kalau terjadi : satu ngidul satu ngulon, satu ke timur, satu ke barat, akhirnya terpaksa….gigit jari.

3. Pendidikan Kemasyarakatan ( Sosial )

       ﴿ﻠﻘﻤﺎﻦ:١٧ ﴾

Artinya : Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar ( Luqman : 17 )

Allah SWT memerintahkan manusia agar taat dan mengikuti perintah-Nya dan melarang mereka untuk durhaka, melakukan kemaksiatan, atau melakukan hal-hal yang dilarang dan diharamkan-Nya.

a. Pengertian Pendidikan Kemasyarakatan
Yang dimaksud dengan pendidikan sosial adalah mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan perilaku sosial yang utama, dasarnya kejiwaan yang mulia yang bersumber pada akidah islamiah yang kekal dengan kesadaran iman yang mendalam. Agar di tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berperilaku sosial baik, memiliki keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.

Di antara dasar sosial terpenting dalam membentuk perangai dan mendidik kehidupan sosial anak, adalah membiasakan anak sejak kecil untuk melakukan pengawasan dan kritik sosial yang dapat membangun pergaulan dengan setiap individu, meneladani atau memberi teladan yang baik, memberi nasihat kepada setiap individu yang tampaknya menyimpang dan menyeleweng.

Seorang muslim dimintakan supaya turut membangun masyarakat dan dilarang memperbuat kerusakan-kerusakan. Seandainya seorang tidak mampu memperbuat kebajikan, atau tidak bisa turut membangun atau menjauhkan kejahatan, maka paling kurang dimintakan dari padanya jangan turut memperluas dan menyebarluaskan kejahatan, apalagi mempeloporinya.

Islam mewajibkan kepada setiap muslim dan muslimah untuk melakukan amar maruf, nahi mungkar, yaitu mengajak semua manusia mengerjakan kebaikan dan mencegah mengerjakan kejahatan. Islam juga sudah mengatur tentang tata cara melakukan nahi mungkar itu. Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Sa`id al Khudry Rasulullah bersabda:
ﻋﻦ ﺃﺒﻰ ﺴﻌﻳﺪ ﺍﻟﺨﺪﺮﻯ ﺮﻀﻰ ﺍﷲ ﻋﻧﻪ ﻘﺎﻞ ﺴﻤﻌﺕ ﺭﺴﻮﻞ ﺍﷲ ﺹ ﻴﻗﻮﻞ : ﻤﻦ ﺭﺃﻯ ﻤﻨﻜﻢ ﻤﻨﻜﺭﺍ ﻓﻠﻳﻐﻴﺭﻩ ﺑﻴﺪﻩ ﻔﺈﻥ ﻟﻡ ﻴﺴﺗﻄﻊ ﻔﺒﻟﺴﺎﻨﻪ ﻔﺎﺀﻦ ﻟﻡ ﻳﺴﺗﻃﻊ ﻔﺒﻘﻟﺑﻪ ﻮﺫﻟﻚ ﺃﻀﻌﻒ ﺍﻹﻴﻤﺎﻦ ﴿ ﺮﻮﺍﻩ ﻤﺴﻠﻢ ﺍﻠﺣﺪ ﻳﺚ ׃ ٤٩ ﴾

Artinya : Dari Abi Said Al Khudri r.a. telah berkata; Aku telah mendengar Rasulullah saw bersada: “Barangsiapa diantaramu melihat kemungkaran hendaklah ia mengubahnya ( mencegah ) dengan tangannya ( kekuasaan) jika ia tidak sanggup, maka dengan lidahnya (nasihat ), jika tidak sanggup juga, maka dengan hatinya ( merasa tidak senang dan tidak setuju, tinggalkan ! ) dan itu adalah selemah lemahnya iman “ ( Diriwayatkan oleh Imam Muslim no 49 )

Sementara itu menurut imam Al Ghazali
“ Amar ma`ruf nahi mungkar itu adalah suatu perkara yang sangat penting dalam agama, dan Allah SWT memang telah mengutus para nabi sebagai utusannya untuk amar ma`ruf nahi mungkar itu supaya umat manusia itu tidak melakukan kemaksiatan atau kemungkaran ( di dunia ini) “.
Amar ma’ruf-menurut al-Maraghi terkait dengan perintah kepada masyarakat untuk melakukan kebaikan secara optimal, sebagai kunci menuju kesuksesan hidup. Sedangkan nahi munkar yakni larangan kepada masyarakat berbuat maksiat terhadap Allah SWT yang menyebabkan bencana kehidupan dan siksa yang amat pedih di neraka. Oleh karena itu, sebagai mukmin kita wajib melaksanakan amar ma`ruf dan nahi mungkar sebagai bukti ketaatan dan kecintaan kepada Allah SWT, yaitu melaksanakan amal saleh dan membendung diri dari tingkah laku tercela.

Dalam hadits tersebut juga dijelaskan tiga cara mencegah kejahatan itu. Pertama, dirobah dengan tangan. Kedua, dirobah dengan lisan Umpamanya dengan memberikan nasihat, memberikan peringatan dan lain-lain sebagainya. Ketiga dirobah dengan hati. Artinya, dalam hati tetap berontak.

Mengubah di sini maksudnya membasmi kemungkaran itu dengan kekerasan kekuatan tangan atau lidah, atau kalau dikhawatirkan akan lebih besar bahayanya, maka cukup membenci dalam hati. Para ulama berbeda pendapat dalam tentang pelaksanaan hadist ini. Ada yang berpendapat bahwa mengubah dengan tangan hanya bagi pengusaha atau orang yang memiliki kekuasaan. Mengubah dengan lisan adalah peran para ulama yang memahami agama dan dapat memberikan penjelasan kepada lainnya dengan dalil. Mengubah dengan hati diperuntukkan bagi seluruh manusia dan anggota masyarakat, sehingga mereka tidak ikut melakukan kemungkaran

4. Pendidikan Mental
Salah satu kewajiban utama dan pertama dari orang tua adalah membina mental, rohani dan ketakwaan anaknya, agar mereka tumbuh, berkembang dan hidup sebagai insan yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT Yang Menciptakan.

a. Defenisi Sabar
Sabar berarti Al-Habsu ( mencegah, menghalangi, memenjarahkan). Sabar juga bisa bermakna al jara’ah atau keberanian. Sabar adalah menahan diri dari sesuatu yang tidak berkenan di hati. Ia juga berarti ketabahan. Imam Ghazali sendiri dalam M. Quraisy Shihab mendefinisikan sabar sebagai ketetapan hati dalam melaksanakan tuntunan agama menghadapi rayuan nafsu.

Hakikat sabar adalah kuatnya dorongan agama dalam menghadapi dorongan hawa nafsu. Dari makna menahan, lahir makna konsisten / bertahan, karena yang bersabar bertahan diri pada suatu sikap. Seseorang yang menahan gejolak hatinya, dinamai bersabar. Mengenai pembentukan pendidikan mental, disebutkan dalam Al Quran surah Luqman ayat 17 yang berbunyi
     •     ﴿ ﻠﻘﻤﺎﻦ: ١٧﴾

Artinya: Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah SWT).

Artinya, hendaknya manusia bersabar terhadap cobaan dan rasa berat dalam melaksanakan apa yang diperintahkan khususnya dalam mendirikan shalat dan amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Sikap sabar dan teguh hati mengarungi gelombang hidup, terutama menghadapi musim pancaroba, adalah satu sikap mental yang diperlukan untuk mencapai sukses dan kemenangan dalam setiap usaha dan perjuangan. Keteguhan hati dapat membentuk kemauan yang keras, membajakan cita-cita, mengalirkan aktivitas dan dinamika, menghilangkan semangat lesu dan pasifisme dan lain-lain sebagainya.

Menurut filsafat Islam sikap sabar ada lima macam, yaitu :
1) Sabar dalam beribadah (Ashsbru fil ibadah), ialah tekun mengendalikan diri melaksanakan syarat-syarat dan tata tertib ibadah.
2) Sabar ditimpa malapetaka atau musibah (Ashshabru indal mushibah), ialah teguh hati ketika mendapat musibah (cobaan ujian) baik yang berbentuk kemiskinan, kematian, kecelakaan, kejatuhan, diserang penyakit dan sebagainya.
3) Sabar terhadap kehidupan dunia (Ashshabru anid-dunya) ialah sabar terhadap tipu daya dunia, jangan sampai hati terpaut kepada kenikmatan hidup di dunia ini, jangan dijadikan tujuan, tetapi hanya sebagai alat untuk mempersiapkan diri mengahadapai kehidupan yang kekal.
4) Sabar terhadap ma’siat (Ashshabru anil ma’shiah) ialah mengendalikan diri supaya tidak berlaku ma’siat.
5) Sabar dalam perjuangan (Ashshabru fil jihad), ialah menyadari sepenuhnya bahwa setiap perjuangan mengalami masa naik dan turun, masa menang dan kalah.


5. Pendidikan Akhlak .

   ••  •   •  •    •           •      ﴿ ﻠﻘﻤﺎﻦ: ١٨-١٩﴾

Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.( Luqman 18-19 )


Ayat ini berkaitan dengan akhlak dan sopan santun berinteraksi dengan sesama manusia. Materi pelajaran akidah, diselingi dengan materi pelajaran akhlak, bukan saja agar peserta didik tidak jenuh dengan materi, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa ajaran akidah dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pada rangkaian ayat-ayat ini disuruh supaya ibu dan bapak mendidik anak menjadi orang yang rendah hati, jangan sombong, over-acting, dalam segala hal bersikap sederhana, lemah lembut dalam pergaulan, jangan mengeluarkan ucapan-ucapan yang kasar.

Mendidik anak dengan baik dan benar dan mengajarinya budi pekerti yang luhur merupakan tugas dan tanggung jawab yang berada di puncak ayah dan ibu. Di lain pihak, adalah hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang benar tersebut. Anak sangat memerlukan perhatian dan pengawasan ketat dari orangtuanya. Karena itu, orang tua harus meluangkan waktu dan tenaga yang lebih besar.

Akhlak adalah bentuk kata jamak dari kata khuluq. Kata khuluq mengandung arti “ budi Pekerti ” Budi pekerti itu sendiri diartikan sebagai akal, alat bantu untuk menimbang baik buruk. Kata ini juga diartikan tabiat, watak, perangai dan sebagainya.

Kata akhlak dalam bahasa Arab mengandung segi persamaan makna dengan kata khalik dan makhluk. Akhlak dalam ajaran Islam tidak dapat disamakan dengan etika. Jika etika dibatasi pada sopan santun antara sesama manusia serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah.

Sementara itu Kart Bart melihat terminologi akhlak sama dengan moral dan etika. Bart menyatakan sebagai berikut :
“ Etika ( dari etos ) adalah sebanding dengan moral (dari mos ) adalah sebanding dengan moral. Keduanya mengandung makna kefilsafatan karena mengandung adat kebiasaan ( sitten ). Kata sitten ini berasal dari bahasa Jerman kuno sittu yang menunjukkan arti Modda (modde) tingkah laku manusia, suatu konstruktansi (constancy, kelumintuan ) tingkah laku manusia. Karena itu etika dan moral adalah filsafat atau disiplin ilmu tentang moda-moda tingkah laku manusia atau konstansi-konstansi tindakan manusia

Mempelajari etika bertujuan untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang lingkup dan waktu tertentu. Akhlak dalam kehidupan manusia dapat diumpamakan laksana kembang dalam taman. Suatu taman walau bagaimanapun luas, lengkap, dan tetapi tidak ada bunga-bunga yang tumbuh di dalamnya taman itu kelihatan tidak semarak.

Analogi dengan itu, maka seseorang yang cantik, ganteng, pintar, kaya, dan berpuluh-puluh kelebihan lainnya, tetapi jika tidak mempunyai akhlak yang baik maka kelebihan-kelebihan tersebut tidak bernilai. Baik dalam Al Qur’an maupun dalam hadits dijumpai berpuluh-puluh ketentuan yang merupakan adab yang harus diterapkan dalam pergaulan. Ada yang bersifat perintah ada pula yang berbentuk larangan. Setiap ketentuan yang bersifat larangan itu mengandung unsur-unsur yang dapat menciptakan harmonis dalam antar hubungan itu.

Oleh karena itu, Islam memuji akhlak yang baik, menyerukan kaum muslimin membinanya, mengembangkannya di hati mereka. Islam menegaskan bahwa bukti keimanan ialah jiwa yang baik, dan bukti keislaman ialah akhlak yang baik.
Rasulullah saw bersabda :
عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سِمْعَانَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ فَقَالَ الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ ... ﴿ﺮﻭﺍﻩ ﻤﺴﻠﻢ ﺍﻠﺣﺪ ﻳﺚ ׃ ٢١٨٣ ﴾

Artinya : Dari Nawwas bin Sam`an Al Anshari r.a. katanya : Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw tentang arti kebaikan dan dosa. Sabda beliau, “ Kebaikan ialah akhlak yang baik …(H.R. Muslim no 2183 ).

Pendidikan akhlak tidak dapat dipahami secara terbatas hanya pada pengajaran agama, karena perihal akhlak tidak cukup diukur hanya dari seberapa jauh anak itu menguasai hal-hal yang bersifat kognitif atau pengetahuan tentang akhlak atau ajaran agama atau ritus-ritus keagaman semata. Justru yang lebih penting seberapa jauh tertanam nilai–nilai itu terwujud nyata dalam tingkah lakunya sehari-hari, perwujudan nyata nilai-nilai tersebut dalam tingkah laku sehari-hari melahirkan budi pekerti luhur atau akhlaqul karimah (Moralitas yang terpuji)

C. Dimensi Konsep Pendidikan Mendidik Anak Menurut Surah Luqman Ayat 13 -19
Dan pada ayat 13 sampai 19 terdapat nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya yang sarat dengan nilai-nilai sebagai konsep pendidikan agama yang harus diterapkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dari referensi ini terlihat bahwa seluruh dimensi yang dikandung dalam Al Quran memiliki misi dan implikasi kependidikan yang bergaya impratif, motivatif dan persuatif dimanis sebagai suatu sistem pendidikan yang utuh dan demokrasi lewat proses manusiawi.

1. Dimensi Pendidikan Aqidah

                ﴿ﻠﻘﻤﺎﻦ١٣﴾

Arti : "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah SWT, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". ( Q. S Luqman : 13 )


Sesungguhnya nasihat seperti ini tidak menggurui dan tidak mengandung tuduhan. Karena orang tua tidak menginginkan melainkan kebaikan, dan orang tua hanyalah sebagai nasihat bagi anaknya. Nasihat seorang ayah kepada anaknya bebas dari segala syubhat dan jauh dari segala sangka. Sesunggunya perkara tauhid dan larangan berbuat syirik merupakan perkara lama yang selalu diserukan oleh orang-orang yang dianugrahkan hikmah oleh Allah SWT di antara manusia.

Dalam potongan ayat di atas (ya bunayya la tusyrik billah), dapat dipahami bahwa sebagai orang tua, ajaran yang paling dasar dan mesti ditanamkan pada seorang anak adalah ajaran ketauhidan. Dengan kata lain, orang tua punya kewajiban untuk membimbing, mendidik dan mengantarkan anaknya untuk senantiasa bertauhid kepada Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya.

Pendidikan aqidah merupakan landasan pertama dalam pembentukan karakteristik dan moral anak. Kewajiban orang tua muslim adalah memelihara akidah mereka, jangan sampai dikotori oleh kepercayaan atau keyakinan yang salah.” Janganlah menyekutuhkan Allah SWT ” Janganlah mengangkat Tuhan selain Allah SWT.

Dengan pendidikan tauhid, anak-anak akan mempunyai pegangan tidak akan kehilangan kompas dalam keadaan situasi yang bagaimanapu baik, di waktu lapang maupun di waktu sempit. Sebab mereka percaya sepenuhnya, bahwa segala sesuatu yang ditemui dalam kehidupan ini, datangnya dari yang maha kuasa dan akan kembali kepada-Nya pula

2. Dimensi Pendidikan berbakti ( Ubudiah )
Dimensi Pendidikan ibadah mencakup segala tindakan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berhubungan dengan Allah SWT seperti shalat, maupun dengan sesama manusia. citakan. Termasuk akhlak yang diperintahkan kepada ibu dan bapak, ( birrul walidain ). Hubungan kepada Allah SWT dalam bentuk shalat ini dinyatakan oleh ayat 17 surat Luqman. Pada ayat ini Allah SWT mengabadikan empat bentuk nasihat untuk penetapan jiwa anaknya, yaitu :
a. Dirikanlah shalat;
b. Menyuruh berbuat yang baik (makruf);
c. Mencegah berbuat mungkar, dan
d. Bersabar atas segala musibah. Inilah empat modal hidup yang diberikan Luqman kepada anaknya dan diharapkan menjadi modal hidup bagi kita semua yang disampaikan Muhammad SAW kepada umatnya.

Ayat ini mendidik manusia dengan pemantapan jiwa dengan mendirikan shalat, diikuti sebagai pelopor untuk perbuatan makruf, berani menegur yang salah, mencegah yang mungkar, dan bila dalam melakukan itu semua terdapat rintangan, maka diperlukan sifat sabar dan tabah. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk yang diwajibkan oleh Allah SWT.

Dengan demikian ayat ini memberi indikasi bahwa salat sebagai peneguh pribadi, amar makruf nahi mungkar dalam hubungan masyarakat, dan sabar untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

3. Dimensi Pendidikan Kemasyarakatan
Dimensi pendidikan sosial menurut surah Luqman setelah anak dikenalkan konsep akhlak kepada Tuhannya melalui jalan ibadah, dan berbakti kepada kedua orangtuanya, berikutnya diajarkan padanya akhlak dalam konteks kemasyarakatan mencakup etika pergaulan (bertemu), berbicara dan berjalan.

Dalam bahasa yang lain, yaitu membiasakan anak-anak sejak kecil untuk melaksanakan kewajiban amal ma`ruf nahi mungkar. Hendaklah kedua orang tua untuk mendidik anak-anaknya agar membiasakan diri mengerjakan kebaikan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain atau masyarakat. Agar menjauhi perbuatan yang buruk, yang merugikan diri sendiri atau merusak orang lain.

Juga mengarahkan anak untuk senantiasa berdakwa yaitu melalui amar ma`ruf nahi mungkar. Bersabar dalam berdakwa dan berbuat kebaikan. Mendidik sedemikian rupa sehingga anak-anak betul-betul merasakan sebagai makhluk sosial yang gemar melakukan usaha-usaha yang bersifat sosial.

Ahli-ahli sosiologi mengibaratkan masyarakat laksana suatu rumah tangga. Setiap penghuni rumah tangga berkepentingan supaya tempat tinggalnya itu menyenangkan hatinya, di mana dia dapat menghayati hidup dan kehidupan dengan penuh nikmat. Rumah tangga itu baginya mempunyai fungsi tempat berlindung di waktu panas, tempat berteduh di kala hujan.

Islam mengajarkan bahwa setiap individu mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakatnya, tanggung jawab untuk menciptakan kebaikan-kebaikan, yang istilah sekarang dinamakan pembangunan. Dalam Al Quran dipakai perkataan yang umum, yaitu Ishlah. Artinya, mendamaikan, membetulkan.

Tanggung jawab individu untuk membangun masyarakat itu bukan saja turut berusaha menanamkan benih-benih kebaikan, tetapi juga mempunyai tanggung jawab untuk menghilangkan kerusakan dan kebinasaan, bahkan untuk memberantasnya.
4. Dimensi Pendidikan Mental
a. Dimensinya
Secara umum dimensi pendidikan kesabaran dapat dibagi dalam dua bagian pokok: Pertama, sabar jasmani yaitu kesabaran dalam menerima dan melaksanakan perintah-perintah keagamaan yang melibatkan anggota tubuh, seperti sabar dalam melaksanakan ibadah haji yang mengakibatkan keletihan atau sabar dalam peperangan membela kebenaran.

Termasuk pula dalam kategori ini, sabar dalam menerima cobaan-cobaan yang menimpa jasmani seperti penyakit, penganiayaan dan semacamnya. Kedua sabar rohani menyangkut kemampuan menahan kehendak nafsu yang dapat mengantar kepada kejelekan-kejelekan seperti sabar menahan amarah atau menahan nafsu sexsual yang bukan pada tempatnya.

Adapun yang amat terpuji adalah orang-orang yang sabar yakni tabah, menahan diri, dan berjuang dalam mengatasi kesempitan, yakni kesulitan hidup seperti krisis ekonomi, penderitaan seperti penyakit atau cobaan, dan dalam peperangan, yakni perang sedang berkecamuk. Mereka itulah orang-orang yang benar dalam arti sesuai sikap, ucapan, dan perbuatannya dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
b. Macam-Macam Sabar
Jika kita meneliti makna sabar, maka sabar dibagi menjadi tiga bagian, sabar dalam taat kepad Allah SWT, Sabar dalam meninggalkan maksiat, dan sabar menghadapi ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah. Sabar ialah menahan diri terhadap apa yang dibencinya, atau sesuatu yang dibencinya dengan ridha dan rela. Sikap sabar mencerminkan keimanan dan kedudukan yang utama dalam agama dan merupakan derajat utama bagi orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah SWT.

5. Dimensi Pendidikan Akhlak
Dalam surat Luqman ayat 14-19, terdapat beberapa contoh dimensi pendidikan akhlak yang diajarkan, yaitu
a. Akhlak terhadap orang tua,
b. Akhlak terhadap orang lain
c. Akhlak dalam penampilan diri.

Pendidikan akhlak tidak hanya dikemukakan secara teoritik, melainkan disertai contoh-contoh konkrit untuk dihayati maknanya. Dalam bidang akhlak, dimensi pendidikan yang mula-mula dilakukan adalah dengan memperkenalkan etika baik terhadap kedua orang tua. Prinsip berbakti ini dengan cara melakukan segala yang diperintahnya, dan menjauhi segala larangannya selama dalam batas tidak melanggar syariat Islam.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam M. Quraish Shihab, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadits-hadits Nabi SAW, dan salah satunya yang paling populer adalah.

ﻋﻦ ﺍﺑﻰ ﻫﺮﻴﺮﺓ ﻗﺎﻞ : ﻗﺎﻞ ﺮﺴﻮﻞ ﺁﷲ ﺺ : ﺇﻨﻣﺎ ﺑﻌﺛﺕ ﻷ ﺘﻣﻡ ﺼﺎﻠﺢ ﺍﻻﺨﻼﻖ .﴿ ﺍﻹﻤﺎﻡ ﺍﺤﻤﺪ ﺑﻦﺣﻤﺒﻞ ﻓﻰ ﻤﺴﻨﺪﮦ ﺍﻠﺣﺪ ﻳﺚ ׃٨٩٦١ ﴾

Artinya: Dari Abi Hurairah berkata : Berkata Rasulullah SAW : Aku hanya diutus menyempurnakan akhlak yang mulia ( H.R Imam Ahmad Bin Hambal no 8961)









BAB IV
RELEVANSINYA PADA MASA SEKARANG

A. Relevansi Pendidikan dalam Surah Luqman Pada Masa Sekarang
Era globalisasi telah memasuki kehidupan manusia. Arus informasi dan teknologi melanda deras tak terkendali serta menggantikan otak dan pekerjaan manusia. Kini, orang-orang semakin sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Mulai dari urusan kantor sampai urusan rumah tangga dan urusan-urusan yang lainnya.

Kita hidup sekarang di zaman dan lingkungan yang jauh berbeda dengan zaman dan lingkungan ketika Islam itu diterapkan pertama kali. Di samping itu kita yakin pula bahwa ajaran itu berlaku di segala zaman dan tempat. Dan sungguh Islam adalah agama yang sempurna hingga pendidikan anakpun diperhatikan dengan serius.

Namun sangat disayangkan orang tua zaman sekarang jarang memperhatikan pendidikan buah hatinya lantaran kesibukan mereka karena harus mencari nafkah untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga maka orang tua kemudian menyerahkan anaknya kepada pendidik di sekolah untuk mendidik anak mereka.

Masih terlihat orang tua yang belum memberikan nasihat kepada anak dalam hal pendidikan Islam, sesuai dengan surat Luqman ayat 13-19. Masih terlihat orang tua yang belum mengimplementasikan isi kandungan ajaran / pesan dalam Al Quran Surah Luqman, khususnya ayat 13-19.
Dan sebagaimana kita ketahui bahwa Al Quran adalah sumber hukum Islam yang pertama. Al Quran diturunkan untuk kebaikan alam semesta ia menjadi way of life umat manusia khususnya umat Islam, Oleh karena itu, sebagai petunjuk bagi sekalian umat manusia, maka petunjuk Al Quran mencakup jangkauan yang universal.
Al Qur’an sebagai firman / kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat, diturunkan berupa wahyu kepada Nabi Muhammad saw yang dikumpulkan pada satu mushaf mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Naas dan dinukil kepada kita secara mutawatir, membaca dan mempelajarinya nya merupakan ibadah yang mendapat pahala.
Di dalam terdapat banyak ajaran-ajaran yang berisi prinsif-prinsif berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Seperti Q.S Luqman ayat 12-19. Nilai pendidikan yang terkandung dalam Surat Luqman 13 sampai 19 dapat dipakai oleh keluarga untuk melaksanakan pendidikan bagi anaknya, dalam kehidupan pada masa sekarang dalam menerapkan konsep pendidikan tersebut sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Demikian pula dalam surah Luqman mempunyai isi, gaya persembahan dan metodologi yang boleh diaplikasikan dalam kehidupan keluarga pada masa kini. Ayat ini dipahami sebagai surat yang harus dibaca pada saat prosesi aqiqah atau syukuran atas kelahiran seorang anak, dengan harapan bahwa nantinya dapat mengaplikasikan apa-apa saja nilai-nilai pendidikan dalam surah Luqman.
Walaupun sederhana materi diajarkan dalam surah Luqman kepada kita semua yang hidup di zaman modern ini, namun betapa cermat dan mendalam filosofi pendidikan serta hikmah yang dimiliki dalam surah Luqman untuk dapat dipelajari oleh generasi berikutnya sampai akhir zaman. Di sini penulis membagi dalam beberapa bahasan sebagai berikut.

1. Pendidikan Aqidah
Pendidikan dalam Islam haruslah berusaha membina atau mengembalikan manusia kepada fitrahnya yaitu kepada Rububiyah Allah SWT sehingga mewujudkan manusia yang
a. Berjiwa Tauhid
                ﴿ ﻠﻘﻤﺎﻦ:١٣ ﴾

Artinya : Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".( Q.S. Luqman : 13 )

Manusia yang mengenyam pendidikan seperti ini sangat yakin bahwa ilmu yang ia miliki adalah bersumber dari Allah SWT, dengan demikian ia tetap rendah hati dan semakin yakin akan kebesaran Allah SWT.
b. Takwa Kepada Allah SWT
c. Rajin beribadah dan beramal shaleh
d. Ulil Albab
e. Berakhlak karimah.
Pendidikan aqidah merupakan landasan pertama dalam pembentukan karakteristik dan moral anak. Dengan pendidikan tauhid, anak-anak akan mempunyai pegangan tidak akan kehilangan kompas dalam keadaan situasi yang bagaimanapun, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit. Sebab mereka percaya sepenuhnya, bahwa segala sesuatu yang ditemui dalam kehidupan ini, datangnya dari yang maha kuasa dan akan kembali kepada-Nya pula.

Apabila akhlak yang terpuji telah tertanam ke dalam jiwa anak maka urusan dirinya berkaitan dengan teman-teman akan menjadi mudah. Apa yang dia inginkan akan tercapai. Teman-teman dan orang-orang lain akan menaruh rasa cinta, mereka tidak akan menyakiti hatinya, jiwa pun menjadi tenang ridha Allah SWT pun akan terlimpah kepadanya.

Merealisasikan tauhid secara sempurna adalah dengan membersihkan dan memurnikannya dari campuran syirik besar maupun kecil, baik yang jelas atau tersembunyi. Pendidikan dan pengajaran Tauhid, baik yang berhubungan dengan akidah atau ibadah, akan menanamkan keikhlasan dalam mengabdi kepada Allah SWT. Keikhlasan mengabdi kepada Allah SWT inilah yang membuat Tauhid laksana pisau bermata dua, satu segi untuk kehidupan di akhirat dan segi lain untuk kehidupan di dunia ini.

2. Pendidikan Berbakti ( ubudiyah )
a. Birrul Walidain
Sebagai mana telah disebutkan salah satu pokok pendidikan Berbakti adalah birrul walidain. Perkara penting yang menjadi tumpuan pendidikan dalam surah Luqman ialah berbuat baik kepada kedua ibu bapa dan berakhlak mulia terhadap masyarakat. Berbuat baik kepada ibu bapa mencakupi aspek perbuatan, sikap dan ucapan.

Hal ini demikian memamerkan kasih sayang yang ikhlas daripada seorang anak terhadap kedua ibu bapanya. Seseorang anak hendaklah mendahulukan ibu daripada bapanya dalam usaha untuk menunaikan tanggungjawab syarak dan membalas jasa mereka. Allah SWT memerintahkan agar berbuat baik kepada kedua orang tua dan berlaku lemah lembut kepadanya, serta menaati keduanya, selain dalam kemaksiatan kepada Allah SWT, dan menjalin hubungan dengan keduanya.

Seseorang anak perlu taat kepada kedua ibu bapanya selagi perintah mereka tidak bertentangan dengan perintah dan hukum Allah SWT. Anak-anak juga masih bertanggungjawab kepada kedua ibu bapa yang kafir seperti menjalinkan silaturrahim dan memberi nafkah hidup sekiranya mereka tidak mampu.

Oleh karena itu dalam pembicaraan dan percakapan dengan ibu bapak dalam kehidupan zaman sekarang haruslah dilakukan dengan lemah lembut dan hormat dan diliputi oleh perasaan cinta. Kemudian komonikasi yang mempertautkan hati dengan hati dengan ibu bapak haruslah senangtiasa dibangun, dengan memohonkan ampunan dan kasih sayang illahi terhadap orang tua, lebih-lebih lagi apabila orang tua itu sudah meninggal dunia.

b. Salat
Di dalam Al Quran surah Luqman ayat 17 dijelaskan bahwa surah Luqman dalam Al Quran menyuruh anak untuk mendirikan salat. Ayat ini mendidik manusia dengan pemantapan jiwa dengan mendirikan salat, diikuti sebagai pelopor untuk perbuatan ma`ruf, berani menegur yang salah, mencegah yang mungkar, dan bila dalam melakukan itu semua terdapat rintangan, maka diperlukan sifat sabar dan tabah. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk yang diwajibkan oleh Allah SWT.

Dengan demikian ayat ini memberi indikasi bahwa salat sebagai peneguh pribadi, amar makruf nahi mungkar dalam hubungan masyarakat, dan sabar untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

1) Salat Sebagai Kekuatan Akhlak Yang Akan Menjadikan Pelakunya Taat.

Salat adalah sarana yang paling mudah, paling dalam dan paling indah yang ada di semua agama samawi untuk komunikasi manusia dengan Allah SWT Ketika mendirikan salat terdapat tindakan penegakan yang sesungguhnya, dengan melakukan penolakan secara eksternal, menjaga diri untuk mewujudkan nilai-nilainya, melakukan kebaikan, menjauhi keburukan dan kemungkaran, melawan segala kecemasan bila datang bencana, dan ridha dan tenang hati menerima ketentuan Allah SWT.

Salat menanamkan rasa dalam hati selalu diawasi oleh Allah SWT dan menaati batas-batang yang ditetapkan Allah SWT dalam segala urusan hidup. Seperti halnya ia menanamkan semangat untuk menjaga waktu, mengesampingkan godaan bersikap malas dan mengikuti hawa nafsu, dan aspek-aspek buruk lainnya.

Salat sangat penting dalam kehidupan seseorang mukmin karena ibadat Salat yang sempurna mampu mendekatkan seseorang dengan Allah SWT. dan mencegah daripada melakukan kemungkaran. Mendirikan salat dan melaksanakan amar ma`ruf dan nahi mungkar merupakan dua tugas yang dituntut oleh Allah SWT. Tambahan pula kedua-dua perintah ini sering berhadapan dengan kesusahan dan kesukaran. Justeru kesabaran yang sangat tinggi diperlukan semasa menunaikan tanggungjawab tersebut.

Dengan mendirikan salat dan menunaikannya sesuai dengan semestinya pada waktunya dengan cara sesempurna mungkin, pasti akan terealiasasi hikmah dan pengaruhnya dalam perasaan dan perilaku juga terciptanya dengannya hubungan yang erat antara hati dengan Tuhan ; dan sempurnalah keakraban dengan Allah SWT dalam merasakan manisnya hubungan yang mengikat dengan salat. Salat membantu menolak kegundahan, menghadirkan ketenangan dalam jiwa, dan menanamkan kedamaian dalam hati. Salat juga membuat pelakunya memiliki pandangan yang jernih untuk selalu berusaha menjauhkan diri dari segala bentuk kemaksiatan kepada Allah SWT, bahkan terhadap semua yang menyerupai kemaksiatan.

Salat mencegah manusia dari perbuatan - perbuatan keji dan mungkar. Salat mengajari dan memberitahu semua piranti kesempurnaan. Jadi kesimpulannya salat itu mengandung prinsif-prinsif akhlak dan tata kehidupan sosial yang lengkap. Secara global, prinsif-prinsif itu dapat diringkas sebagai berikut :
a) Motivasi internal dan dorongan eksternal.
Salat dan semua yang dilakukan ikhlas dilakukan semata-mata karena Allah SWT sebagai sebuah ketentuan dan tidak ada alasan untuk meninggalkannya.
b) Salat adalah amalan hati.
c) Sistem,
d) Merupakan amal yang selalu dilaksanakan meskipun didera kemalasan.
e) Ketaatan, pengetahuan, persaudaraan dan tolong menolong.
Dalam salat jamaah, nilai ketaatan seseorang bertambah karena makmum terikat dengan imam.


3. Pendidikan Kemasyarakatan ( Sosial )
Di antara hal terpenting yang diperintahkan Islam adalah amar ma’ruf dan nahi mungkar karena akan membawa kemaslahatan. Sebaliknya meninggalknya akan menimbulkan yang sulit dibenahi.
….          •      ﴿ﻠﻘﻤﺎﻦ:١٧ ﴾
Artinya : …Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S. Luqman ayat 17 )


Amar ma’ruf nahi mungkar adalah bukti cinta seseorang kepada ajaran yang diyakininya, bukti kecintaan seseorang kepada umat bukti dari keyakinan yang kuat untuk menuju keselamatan secara masal Allah SWT memerintakan kepada kita untuk berbuat kebaikan dan melarang melakukan kemungkaran. Diperingatkan oleh Allah SWT agar melaksanakan sejak sekarang sebelum datang suatu masa di mana maksiat dan kemungkaran itu dilakukan orang seenak-enaknya dan semaunya.

Dalam satu hadits tentang amar maruf nahi mungkar yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Sa`id al Khudry Rasulullah bersabda:
ﻋﻦ ﺃﺒﻰ ﺴﻌﻳﺪ ﺍﻟﺨﺪﺮﻯ ﺮﻀﻰ ﺍﷲ ﻋﻧﻪ ﻘﺎﻞ ﺴﻤﻌﺕ ﺭﺴﻮﻞ ﺍﷲ ﺹ ﻴﻗﻮﻞ : ﻤﻦ ﺭﺃﻯ ﻤﻨﻜﻢ ﻤﻨﻜﺭﺍ ﻓﻠﻳﻐﻴﺭﻩ ﺑﻴﺪﻩ ﻔﺈﻥ ﻟﻡ ﻴﺴﺗﻄﻊ ﻔﺒﻟﺴﺎﻨﻪ ﻔﺎﺀﻦ ﻟﻡ ﻳﺴﺗﻃﻊ ﻔﺒﻘﻟﺑﻪ ﻮﺫﻟﻚ ﺃﻀﻌﻒ ﺍﻹﻴﻤﺎﻦ ﴿ ﺮﻮﺍﻩ ﻤﺴﻠﻢ ﺍﻠﺣﺪ ﻳﺚ ׃ ٤٩ ﴾

Artinya : Dari Abi Said Al Khudri r.a. telah berkata; Aku telah mendengar Rasulullah saw bersada: “Barangsiapa diantaramu melihat kemungkaran hendaklah ia mengubahnya ( mencegah ) dengan tangannya ( kekuasaan) jika ia tidak sanggup, maka dengan lidahnya (nasihat ), jika tidak sanggup juga, maka dengan hatinya ( merasa tidak senang dan tidak setuju, tinggalkan ! ) dan itu adalah selemah lemahnya iman “ ( Diriwayatkan oleh Imam Muslim no 49 )


Dari hadits di atas dapat diambil suatu kesimpulan yang kiranya dapat dijadikan pegangan hidup dalam kehidupan sehari-hari- hari.
a. Kewajiban mengubah kemungkaran dengan jalan dan cara apapun yang mungkin dilakukan.
b. Manfaat pengingkaran di dalam hati adalah menanamkan kebencian psikologis terhadap kemungkaran dan menumbuhkan kesadaran untuk menantangnya.
c. Memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran merupakan tanggung jawab kolektif di antara umat Islam karena ia merupakan fardhu kifayah
d. Dikatakan bahwa amar maruf nahi mungkar sepertiga ajaran Islam.

Allah SWT menjadikan amar maruf dan nahi mungkar sebagai hal yang membuat mereka lebih baik dan paling utama di atas semua umat lainnya. Hal ini tiada lain karena amar maruf dan nahi mungkar berada diperingkat yang paling tinggi dalam syariat. Sebab keduanya merupakan pintu yang membimbing kepada Allah SWT dan jalan petunjuk yang paling benar.

Melaksanakan amar ma`ruf dan nahi mungkar yang akan banyak berdepan dengan perbagai cabaran dan dugaan. Justeru sabar amat diperlukan dalam menangani masalah tersebut. Amar ma`ruf nahi mungkar itu adalah suatu perjuangan yang menghendaki kekuatan hati dan keteguhan pendirian.

Seorang muslim dimintakan supaya turut membangun masyarakat dan dilarang memperbuat kerusakan - kerusakan. Seandainya seorang tidak mampu memperbuat kebajikan, atau tidak bisa turut membangun atau menjauhkan kejahatan, maka paling kurang dimintakan dari padanya jangan turut memperluas dan menyebarluaskan kejahatan, apalagi mempeloporinya Dalam materi pendidikan sosial atau kemasyarakatan ini anak/ peserta didik diperkenalkan mengenai misalnya hal-hal yang terdapat atau terjadi di masyarakat serta bagaimana caranya hidup di dalam masyarakat ; tentu dengan tata cara yang Islami.

Mengapa materi ini perlu untuk disampaikan? karena Islam mengajarkan mengenai kemasyarakatan; terlebih pada zaman modern sekarang ini semakin menggejala pola hidup individualistis yaitu cara hidup yang mementingkan diri sendiri, dan masyarakat merupakan bagian bagian terpisah dari dirinya. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak belumlah cukup untuk mengantarkan si anak menjadi manusia yang berkepribadian Islam. Anak juga membutuhkan sosialisasi dengan lingkungan tempat dia beraktivitas, baik di sekolah, sekitar rumah, maupun masyarakat secara luas.
Di sisi inilah, lingkungan dan masyarakat memiliki peran penting dalam pendidikan anak. Masyarakat yang menganut nilai-nilai, aturan, dan pemikiran Islam, seperti yang dianut juga oleh sebuah keluarga Muslim, akan mampu mengantarkan si anak menjadi seorang Muslim sejati. Dengan materi pendidikan ini diharapkan anak memiliki wawasan kemasyarakatan dan mereka dapat hidup serta berperan serta aktif di masyarakatnya secara benar.

Oleh karena itu, sebagai mukmin, kita wajib melaksanakan amar maruf dan nahi mungkar sebagai bukti ketaatan dan kecintaan kepada Allah SWT, yaitu melaksanakan amal shaleh dan membendung diri dari tingkah laku tercela. Maka hendaknya anak-anak diajari fiqih amar ma`ruf dan nahi mungkar. Bagaimana seharusnya beramar ma`ruf dan nahi mungkar. Anak-anak harus mengerti apakah amar mar`uf yang dilakukan akan memicu kemungkaran yang jauh lebih besar atau tidak.

Pendidikan dari surah Luqman dari aspek kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari bertujuan menyediakan peribadi yang baik kepada seseorang anak apabila berhadapan dengan masyarakat.



1) Efek Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Amar ma’ruf nahi mungkar memiliki efek yang sangat besar karena bisa menjadi sarana untuk mewujudkan kebaikan kesejateraan, dan akan menghasilkan buah yang nikmat jika dilaksanakan dengan cara yang benar. Masyarakat seharusnya menyadari sepenuhnya kedudukannya sebagai suatu bangunan yang saling menopang, saling memperbaiki, dan memiliki, ikatan kuat.

Menyuruh mengerjakan ma`ruf mengandung pesan untuk mengerjakannya, karena tidaklah wajar menyuruh sebelum diri sendiri mengerjakannya. Demikian juga melarang kemungkaran, menuntut agar yang melarang terlebih dahulu mencegah dirinya. Di sisi lain membiarkan anak melaksanakan tuntunan ini menimbulkan dalam dirinya jiwa kepemimpinan serta kepedulian sosial.

4. Pendidikan Mental
Seyogyanya kita mengambil contoh teladan dari umat terdahulu. Bagaimana mereka menghiasi diri dengan kesabaran, sabar yang indah yang tidak mengenal keluh kesah ataupun gelisah. Menganggap bahwa sabar itu adalah satu kekuatan yang mendorong seseorang untuk berbuat baik dan merupakan benteng untuk berbuat jahat atau perbuatan yang tidak baik. Berkeyakinan patuh bahwa mengekalkan diri dalam taat kepada Allah SWT termasuk sabar. Demikian juga menahan diri dan tahan menderita kesusahan termasuk sabar juga. Menjaga dan memelihara rahasia, menunaikan amanat, menjaga lidah dan berkata-kata termasuk sabar.

Sabar hanya diperoleh daripada pendidikan ilmu dan makrifat. Sabar juga berjaya membentuk tata susila yang tinggi dan akhlak yang teguh. Sabar merupakan sifat orang yang beriman. Hanya orang yang sabar saja akan mendapat rahmat daripada Allah SWT. Sebagai seorang muslim, hendaknya dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi dalam kehidupan sehari-hari mengambil sabar itu sebagai satu perisai untuk mencapai kemenangan.

Selain perintah melaksanakan amar maruf dan nahi mungkar dalam surah Luqman juga menganjurkan untuk sabar. Tidak jarang pelaksanaan amar maruf dan nahi mungkar diikuti dengan ujian dan cobaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kesehatan mental, sifat sabar membantu dalam menentramkan batin, serta menolong dalam berfikir sehat dan obyektif tidak akan kehilangan akal sehingga dapat menahan emosi dan berfikir tenang.
5. Pendidikan Akhlak

Islam datang untuk memberi kebahagian kepada manusia selama berpegang dan mengikuti ajaran-ajaran dan tuntunan-Nya, serta mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya. Di antara ajaran Islam adalah ajaran akhlak yang mulia yang mengandung manfaat dan kemuliaan yang agung. Islam tidak hanya menganjurkan pada akhlak mulia, tetapi juga melarang akhlak yang tercela, memperingatkan jangan sampai terjerumus di dalamnya dan jangan memerintahkannya

Al Quran memuat kaidah-kaidah akhlak dan etika dalam segala aktivititas manusia. Tidak ada satu aspek pun yan terlepas dari bimbingan dan pengarahannya. Di antara bimbingan yang penuh berkah tentang pendidikan akhlak untuk anak-anak untuk kehidupan pada zaman sekarang. Agama Islam mengandung ajaran pokok yang mengatur hubungan antara sesama manusia. Di antaranya ialah tentang sikap seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan sehari-hari.

Baik dalam Al Qur’an maupun dalam hadits dijumpai berpuluh-puluh ketentuan yang merupakan adab yang harus diterapkan dalam pergaulan. Ada yang bersifat perintah ada pula yang berbentuk larangan. Setiap ketentuan yang bersifat larangan itu mengandung unsur-unsur yang dapat menciptakan harmonis dalam antar hubungan itu. Pendidikan akhlak dalam Islam diarahkan pada tujuan yang tinggi yaitu penerapan akhlak yang mulia.
a. Tujuan Pendidikan dalam Islam

1) Pendidikan akhlak dalam Islam diarahkan pada tujuan yang tinggi yaitu melalui penerapan akhlak yang mulia
2) Meraih kerelaan Allah SWT dan berpegang teguh kepada perintahnya.
3) Menghormati manusia karena harkat dan kepribadiaannya
4) Membina potensi dan mengembangkan berbagai sifat yang baik dan kuat.
5) Mewujudkan keinginan yang baik dan kuat
6) Memelihara kebiasaan yang baik dan bermanfaat
7) Mengikis perilaku yang tidak baik pada manusia dan menggantikannya dengan semangat kebaikan dan keutaman.

b. Pesan-Pesan Pendidikan Akhlak dalam Surah Luqman Ayat 18-19
1) Kita harus bersikap ramah kepada setiap orang. ( “ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu “)
2) Takabbur adalah sikap dan perbuatan yang dilarang meski sekedar berjalan. “ … dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh
3) Hidup harus memetik pelajaran dari apa yang diridhai dan dimurkai Allah SWT sebagai motivasi agar mampu berpaling meninggalkan perbuatan buruk dan dosa
4) Karunia dan anugrah Allah SWT bukan belenggu bagi imajinasi dan kreatifitas kita.
5) Kita tidak layak untuk membanggakan diri dan sombong kepada orang lain, ( sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” )




































BAB V
PENUTUP

E. Kesimpulan
1. Surah Luqman (Arab:ﻠﻘﻤﺎﻦ , " adalah surah ke-31 dalam al Qur'an. Surah ini terdiri dari atas 34 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah As-Saffat. Surah Luqman adalah surah yang turun sebelum Nabi Muhammad SWT berhijrah ke Madinah.
2. Adapun pokok-pokok pendidikan dalam surah Luqman ayat 13-19 , dalam garis besarnya terdiri dari lima aspek yaitu pendidikan Aqidah, pendidikan berbakti ( ubudiyah), pendidikan kemasyarakatan ( sosial ), pendidikan mental dan pendidikan akhlak ( budi pekerti ).
3. Dimensi pendidikan mendidik anak yang dikemukakan dalam surah Luqman ayat 13-19 yang terdiri dari lima aspek yaitu pendidikan Aqidah meliputi tauhid, pendidikan berbakti (ubudiyah) meliputi birrulwalidain (berbuat baik dengan ke dua orang tua ) mendidirikan salat, pendidikan kemasyarakatan ( sosial ) yang meliputi amar ma`ruf nahi mungkar, pendidikan mental yang meliputi kesabaran dan pendidikan akhlak meliputi budi pekerti.
F. Saran
Berdasarkan penjelasan-penjelasan dalam pembahasan skripsi yang penulis susun ini dan dihubungkan dengan kondisi kehidupan sekarang ini, maka penulis ingin memberikan saran :
1. Peran aktif para ibu bapak sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan, peringatan-peringatan yang bertujuan memelihara anak itu, karena ibu bapak adalah pembimbing serta mendidik yang pertama dan utama bagi anaknya, dan agar jangan meninggalkan anak-anak dalam keadaan lemah, yaitu lemah fisik, dan mental atau ilmu pendidikan.
2. Pola pendidikan Islam yang harus dilaksanakan oleh ibu bapak terhadap anak-anak mereka, sebagaimana yang sudah dilakukan disebutkan dalam surah Luqman ayat 13- 19
3. Ibu bapak dalam mendidik hendaklah berbagai kebajikan dengan cara menyentuh hati, mendidik hendaknya didasari oleh kasih sayang terhadap anak-anaknya.

G. Kata Penutup
Dengan mengucapkan Al Hamdulillah, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Walaupun masih banyak kekurangan dalam pembahasannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan sumbangan, saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari para pembaca guna untuk menyempurnakan pembahasan skripsi. Semoga apa yang telah tertuang dalam skripsi ini dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi pembaca dan merupakan amal ibadah bagi penulis. Amin ya Rabbal Alamin.
Jambi

Penulis


Muhammad Abduh.
NIM : TP 071250
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Abduh
Tempat / Tanggal Lahir : Keritang, 15 Oktober 1986
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat Asal : Jln Lintas Strategis, RW 004 / 000 Nusantara Jaya, Keritang, Indragiri Hilir. Riau, 29274
Perkerjaan : Mahasiswa
Email : Muhammadabduh13@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan

NO TAHUN
TAMAT JENIS PENDIDIKAN TEMPAT
1 1999 SDN 042 Kota Baru Reteh Kota Baru Reteh
2 2002 MTS Nurul Huda Kota Baru Seberida
3 2005 MA Pon-Pes Nurul Wathan Pasar Kembang
4 2007 D2 STAI Auliaurrasyiddin Tembilahan
5 2010 Strata Satu IAIN STS Jambi Jambi


Jambi



Muhammad Abduh
NIM : TP 071250









DAFTAR PERPUSTAKAAN


Anonim. ( 1990 ). Al Quran dan Tarjamah. Jakarta : Departemen Agama RI.
------. ( 1990) . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
----- .( 1990 ). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
-----. ( 1991 ). Majalah Bulanan Khutbah Jumat ( Menyiapkan Generasi Qur`ani). bagian Selamatkan Mereka Dari Api Neraka no 124. Ikatan Masjid Indonesia.
-----. ( 1996). Bunga Rampai Bimbingan Rohani Islam 12. Jakarta : BAPINRO.
-----. ( 2004 ). Pedoman Penulisan Skripsi Karya Ilmiah Mahasiswa IAIN STS Jambi. Jambi Kopma IAIN STS Jambi.
-----. ( 2004). Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 9, Jakarta: PT Delta Pamungkas.

-----. ( 2005 ). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta. Balai Pustaka.
-----. ( 2009 ). Sosio Aksiademika vol 1. Bangko STAI Syeh Qori. Jambi.
-----. 1423 H. Himpunan Khutbah Jumat Masjid Agung Al- Falah Jambi .
A. Choiran Marzuki. ( 1999 ). Anak Saleh dalam Asuhan Ibu Muslimah. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Abdullah Al Ghamidi. ( 2008 ) Namanya Luqman Al Hakim, (Menguak Jati Dirinya, Capaian Hikmahnya, Dan Kemukjizatan Wasiatnya Yang Mengantar Kepada Makam Pendidikan Insan Kamil ), Yogyakarta, Diva Press
Abdullah bin Abdul Hamid Al Atsari. ( 2006 ). Intisari Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Jakarta : Pustaka As-Syafi`I
Abdullah Nashih Ulwan ( 2002 ). ( terj ). Pendidikan Anak dalam Islam jilid 1. Jakarta : Pustaka Amani.
Abdullah Zaki Al Kaaf. ( 1999 ). Kumpulan Khutbah Jum`at Pilihan. Bandung : CV Pustaka Setia.
Abdurrahman Fathoni. ( 2006 ). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Abu Bakar Jabir Al- Jazairi. ( 2000 ). Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim. Jakarta : Darul Falah.
Abuddin Nata. ( 2004 ). Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT Granfindo Persada.
Adnan Hasan Shahih Baharits. ( 1996 ). Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki. Jakarta : Gema Insani Press
Ahmad Mahmud Syakir. ( tt ). Shahih Bukhari jilid 1. Al Khairoh. Darul Hadits.

Ahmad Mustafa Al Maraghi. ( 1993 ). Tafsir Al Maraghi. Semarang : PT Karya Toha Putra Semarang.

Aminah Abdullah Dahlan. (1981 ). Hadits Arbain Annawiyah dengan Tarjamah dalam Bahasa Indonesia. Bandung : PT Al Ma`arif penerbit percetakan offset.
Annawawi.(1924 ). Shahih Muslim bi syarah Annnawawi juz ke 16 Al Matbaatul Mesiryah wa mattabiha,
Arifin. ( 2006 ). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara
Arifuddin Arif. ( 2008). Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kultura.
Aris Munandar. http : // almanhaj.or.id artikel www.muslim.or.id
Denita Arisandi. dennias.wordpress.com/relevansi-birrul-walidain-dengan-pendidikan-anak.
Desi Anwar. ( 2002 ). Kamus Bahasa Indonesia Modern. Surabaya: Amelia.
Didik Supriyanto. http://re-searchengines.com/didik17091.html
Heri Jauhari Muchtar.( 2005). Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Husaini Usman.( 2003 ). Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara
Idris Marbawi. ( 1295 Hijriah ). Qamus Idris Marbawi Arab Melayu. Mustafa Al Babil Halabi Auladihi bil Mesir
Imam Abi Hasan Muqatil bin Sulaiman. (150 H ). Tafsir Muqatil Bin Sulaiman. Bairut : Darul Kotob Alliyah
Imam Abi Husain Muslim bin Hajjad Al Quraisy Nasaburi. ( 162-202 H ). Sahih Muslim. Bairut : Darul Fikry.
Imam Ahmad bin Hambal ( 164-241H ). Al Musnab li Imam Ahmad bin Hambal. Darul Fikry.
Imam Al Ghazali. ( 2006 ). 40 Prinsif Agama. Bandung : Pustaka Hidayah.
Imam Al Hafidz Abi Daud Sulaiman ibn As Assistani. 275 H Sunan Abi Daud juz 10 Bairut : Darul Fikry. .
Imam Muslim. 2004. Tarjamahan Hadist Sahih Muslim jilid 1.2.3.4 Klang Slangor : Klang Book Centre.
Internet. http : / / idb4 . wikispaces.com / file / view / ss 4014 Aspek + Pendidikan + Agama+ Dalam +Surat+ Luqman.pdf.
-----. diakses 24 Maret 2010.www.darussholah.net/cetak.php?id=162 - Tembolok
-----. di akses 24 Maret 2010.www.man2madiun.net
-----.layananquran.com/index.php?option=com..task.. –
-----.http:/ /images. Basahfc .multiply .multiplycontent. com/attachment /0/ R5XwpAoKCDgAAFH4JRQ1/ Abdurahman.doc?nmid=78716487
-----. cari-pdf.com/pdf.php?q=asbab+nuzul+surah+lukman - Tembolok
-----. 15 Juni 2009. http// www.generasi muslim.com/mutiara hikmah.
-----. http://id wikipedia.org/wiki/ tarbiyah
-----. Jawaposting. Blogspot. com/…/ kontribusi – nilai – nilai - pendidikan Islam.html
-----. : gurutrenggalek.blogspot.com/2009_12_01_archive.html
-----.www .wahid - dr .com /pesan-luqmanul hakim. html-
Iskandar.( 2009 ). Psikologi Pendidikan. Jakarta ; Gaung Persada Pres.
J V Barus. ( et Al ). ( 2005 ). Ensiklopedi Islam. Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Labib. MZ. ( 2005 ). Himpunan Khutbah Jumat Setahun. Surabaya : Penerbit Usaha Jaya.
M. Ali Usman. ( 1975 ). Hadits Qudsi. Bandung : CV Diponegoro. .
M. Echols John dan Hasan Shadily. ( 2000 ). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : PT Gramedia.
M. Ishom El Saha dkk. ( 2005 ). Sketsa Al Quran. Jakarta : PT Listafariska Putra
M. Quraisy Shihab. ( 1994 ). Wawasan Al Quran. Bandung : Mizan.
-----. ( 2002 ). Tafsir Al Mishbah volome II. Jakarta. Lintera Hati.
-----. ( 2004 ). Tafsir Al Mishbah volome II. Jakarta. Lintera Hati
-----. ( 2004 ). Tafsir Al Mishbah Volume 1. Jakarta Lintera Hati.
-----. ( 2003 ). Membumikan Al Quran ( Fungsi dan Peran Wahyu dalam kehidupan. Bandung : Mizan.
M. Yusran Asmuni. ( 2001 ) Dirasah Islamiyah I ( Pengantar Studi Al Quran, Al Hadits Fiqh dan Pranata Sosial ). Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Mahmud Yunus. ( 1988 ). Qamus Arab Indonesia. Jakarta : PT Hidayakarya Agung.
Mak`mur Daud.( 2004 ). Terjemah Hadits Shahih Muslim. Klang. Slangor : Klang Book Center.
Mansyur Ali Nashif( 2004 ). Mahkota Hadits Rasulullah SWT Jilid 5. Bandung : Sinar Baru Al Gensindo.
Mardalis. ( 2002. ). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Miftahul Huda. http : // drhmiftahulhudamag. blogspot.com /2009 / 04/ menggagas-epistemologi-pendidikan-anak.html
Mohsen Qaraati.( 2005 ). Seri Tafsir untuk Anak Muda Surah Luqman. Jakarta : Al Huda
Muhammad Ali Ash.( 2002 ). Cahaya Al Quran. Jakarta.: Pustaka Al Kautar.
Muhammad bin Abdul Wahab.( 1420 H). Tiga Landasan Utama. Kementrian Urusan Islam Wakap. Da`wah dan Penyuluhan Urusan Penerbitan dan Penyebaran Kerajaan Arab Saudi. 1420 H. .
Muhammad Nashiruddin Al Bani. ( 2004 ). Shahih Sunan Abu Daud. Al Makhtabah : Riyad.
Muhammad Yunan Nasution . ( 1977 ). Khutbah Jumat 6. Jakarta : Bulan Bintan.
-----. ( 1973 ). Khutbah Jum'at Jilid 2. Jakarta : Bulan Bintang. .
Mukhtar dkk.( 2001 ). Mengukir Prestasi. Menjadi Guru Propesional. Jakarta : CV Misaka Galiza.
-----. ( 2007 ). Bimbingan Skripsi.Tesis dan Artikel Ilmiah. Jakarta : Gaung Persada Press.
-----. ( 2003 ). Desain Pembelajaran PAI. Jakarta : Misaka Galia.
Nashir Ibn Musfir Az Zahrani. ( 2004 ). Indahnya Ibadah Haji. Jakarta : Qisthi Press.
Petter Salim dan Yenni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern Engglish Prees.
Rusli Amin. ( 2003 ). Rumahku Surgaku ( Sukses Membangun Keluarga Islami ). : Jakarta : Al Mawardi.
Saiful Bahri Djamrah. ( 2004 ) . Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam ) Jakarta : Rineka Cipta.
Salim Bahresy. ( 1983 ). Tarjamah Riadhusshalihin I. Bandung. PT Al Ma`arif.
Samaun Bakry.( 2005 ). Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
Samsul Nizar.( 2002 ). Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : Gaya Media Pratama.
Sayyid Quthb. ( 2005 ) Tafsir Fi Zhilalil Quran di bawah naungan Al Quran jilid 9 ( Penerjemah. As`ad Yasin dkk ). Jakarta : Gema Insani.
Suaharto Toto.( 2006 ). Filsafat Pendidikan Islam : Arrum.
Sudarsono. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Sulchan Yasyin. ( 1997 ). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Amanah.
Syahrin Harahap dan Hasan Bakti. ( 2003 ). Ensiklopedi Aqidah Islam. Jakarta : Kencana.
Tarmana Abdul Qasim. ( 1993 ). Kriteria keimanan (Barometer Pribadi Insan Kamil). Bandung: Trigenda Karya.
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. ( 1998 ). Al Islam I .Semarang : PT Pustaka Rizki Putra.
-----. Al Quranul Majid Annur 4. Semarang : PT Pustaka Riski Putra. 1964.
Zakiah Daradjat. ( 2004 ). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.





























KARTU KONSULTASI PEMBIMBING I

Nama : Muhammad Abduh
NIM : TP 071250
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : PAI Ekstensi
Tahun Akademik : 2008-2009
Judul Skripsi : Konsep Pendidikan Dalam Islam Menurut Luqmanul Hakim



NO HARI TANGGAL MATERI KONSULTASI TTD PEMBIMBING
1 Koreksian Latar belakang masalah
2 Koreksian Buku rujukan
3 Perumusan rumusan masalah
4 Acc untuk Seminar
5 Kaidah penulisan skripsi
Koreksian bab I sd penutup
6 Acc untuk ujian
7




An . Dekan
Pembantu Dekan I



Drs. H. KASFUL ANWAR. M.Ag
NIP : 196403121992031001



KARTU KONSULTASI PEMBIMBING II

Nama : Muhammad Abduh
NIM : TP 071250
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : PAI Ekstensi
Tahun Akademik : 2008-2009
Judul Skripsi : Konsep Pendidikan Dalam Islam Menurut Luqmanul Hakim



NO HARI TANGGAL MATERI KONSULTASI TTD PEMBIMBING
1 Acc seminar Proposal Skripsi
2 Perumusan Masalah
3 Koreksian bab 1 s/d penutup
4 Koreksian bab 1 s/d penutup
5 Penambahan materi footnoot
6 Kaedah penulisan halaman, literature skripsi dan Acc
7




An . Dekan
Pembantu Dekan I



Drs. H. KASFUL ANWAR. M.Ag
NIP : 196403121992031001






\





SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Muhammad Abduh
NIM : TP 01250
Alamat :
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul :
“ KONSEP PENDIDIKAN DALAM ISLAM MENURUT LUQMANUL HAKIM “ yang dimunaqasahkan pada hari Jum`at tanggal 19 Maret 2010 dengan :
Penguji : I Minnah El Widdah,S.Ag.M.Ag
2 Kartubi M.Fil
Telah diperbaiki sesuai dengan petunjuk Tim Penguji dan Pembimbing
Demikianlah Surat Penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jambi,
Yang menyatakan

Muhammad Abduh
NIM TP 071250
Telah diteliti kebenarannya, dan telah sesuai dengan keputusan sidang munaqasah tanggal

Penguji I Penguji II

Minnah El Widdah,S.Ag.M.Ag Kartubi, M. Fil
NIP 19700907 199703 2 003 NIP 19750701 200003 1 007








DEPERTEMEN AGAMA RI
IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH

DAFTAR TANDA PENYERAHAN SKRIPSI
Nama : Muhammad Abduh
NIM : TP 071250
NO NAMA DOSEN JABATAN JUMLAH TTD
1 Fakultas 1 EKS

2 Drs. Ali Musa Lubis, M.Ag Ketua Sidang 1 EKS

3 Minnah El Widdah,S.Ag.M.Ag Penguji 1 1 EKS

4 Kartubi, M. Fil Penguji 11 1 EKS

5 Drs. Habibuddin Ritonga, MA Pembimbing 1 1 EKS

6 Yusraini, M.Pd.I Pembimbing 11 1 EKS

7 Perpustakaan I EKS

Tanggal Munaqasah : 19 Maret 2010


Judul Skripsi : NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAH LUQMAN” (Sebuah Kajian Filosofis Berdasarkan Q.S Luqman Ayat 13-19 )”

Jambi
Kasubbag Akademik Dan Kemahasiswaan


Drs. Suwan
NIP 19560917 198703 1 005

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH


RESUME SIDANG MUNAQOSYAH


NAMA : MUHAMMAD ABDUH
NIP : TP 071250
HARI : JUMAT
JAM : 9.45-11.15
JUDUL : KONSEP PENDIDIKAN DALAM ISLAM MENURUT LUQMANUL HAKIM

Perbaikan
- Tinjauan pustaka tidak menyentuh apa yang diharapkan oleh judul
- Buku yang lebih spesifik tentang Luqmanul Hakim tidak muncul
- Judul terkesan rancu pembahasannya bukan tokoh tapi yang tepat nuansa edukatif tentang surah Luqman
- Motto diambil dari ayat
- Batasan masalah diperbaiki, biar 0-15 tahun footnootnya apa
- Data yang ada semuanya skunder sementara data primer tidak muncul
- Kalau pembahasannya surah Luqman, maka ayat-ayat yang lain dihilangkan, artinya untuk lebih fokus dengan judul

Keputusan sidang
- Dinyatakan Lulus Bersyarat
Judul dirubah
- “ NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAH LUQMAN “( Sebuah Kajian Filosofis Berdasarkan Q.S Luqman Ayat 13-19 ”
- Nilai teori : 482,5
Jambi
Sekretaris Sidang

Drs. Johanis
NIP 19630609 199203 1 003